Rabu, 25 Mei 2016

PINTAR VS BIJAKSANA

Pintar belum tentu bijaksana, tetapi bijaksana pasti pintar.

Ada seorang jenderal yang menyukai permainan catur dan dia adalah master catur, tidak ada pecatur lain yang mampu mengalahkannya.

Suatu hari, Jenderal dalam perjalanan dinasnya, melihat sebuah gubuk yang pada dindingnya tergantung papan bertuliskan "Pecatur Terbaik Dunia", tentu saja hal ini membuat Jenderal penasaran dan segera menghampiri gubuk tersebut  untuk menantang pemilik gubuk bermain catur, dan ternyata sang Jendral dapat memenangkan seluruh tiga set yang mereka mainkan.

Karena itu, Jenderal dengan penuh kepercayaan diri mengatakan : " Anda harus segera mencopot papan ini ", dan ia segera melanjutkan perjalanannya dengan penuh kegembiraan.

Setelah menyelesaikan tugasnya, dalam perjalanan pulang, Jenderal melewati gubuk itu lagi dan ia melihat bahwa papan "Pecatur Terbaik Dunia" belum juga dicopot.

Dengan penasaran, masuklah dia dan menantang pemilik gubuk itu untuk bermain catur lagi.
Namun kali ini hasilnya sangat mengejutkan karena Jenderal, kalah telak tiga kali berturut-turut.

Jenderal sangat terkejut, dan bertanya mengapa bisa terjadi demikian.

Pemilik gubuk menjawab dengan Bijak : "Pada waktu yang lalu, saya tahu jenderal sedang dalam perjalanan untuk melaksanakan tugas negara, maka saya tidak mau mengalahkan jenderal, untuk menjaga semangat juang Anda. Namun sekarang jenderal telah kembali dan sukses melaksanakan tugas,  tentu saja saya melayani tantangan jenderal sesuai dengan kemampuan saya yang sebenarnya.
Saya tidak akan mengalah lagi".

Pemenang Sejati, mampu menang. tetapi belum tentu harus menang dan mampu mengalah dengan bijaksana.

Bisa Menang, dan tidak harus menang, menunjukkan kepribadian yang mulia.

Ingat .... Pintar belum tentu Bijaksana, tetapi bijaksana pasti pintar !

Orang Pintar mengutamakan untung rugi , Orang Bijaksana ikhlas berkorban dan mau berbagi.

Orang yang bisa bersyukur pasti akan menerima dan mau berbagi, tetapi bagi yang tidak mau berbagi, pasti tidak akan menerima

Orang yang menghargai pemberian dan dapat memanfaatkannya, pasti dapat meningkatkan kesejahteraannya.

Pendengar sejati, adalah yang bisa mendengar suara hati nuraninya.

Penglihatan yang sejati, adalah yang bisa menembus kalbu dan tahu bagaimana mesti bertindak.

Bisa melihat, bukan berarti sudah terlihat.

Melihat, bukan berarti sudah jelas melihatnya.

Melihat jelas, bukan berarti sudah mengerti.

Mengerti, bukan berarti sudah paham.

Paham, bukan berarti sudah bisa menerima dengan ikhlas.