Kamis, 01 Agustus 2013
Menuruti Jodoh dan Tidak Memaksakan Kehendak
Memaksakan kehendak artinya diri sendiri memang berniat melakukannya, bahkan memaksakan diri untuk melakukannya, menuruti jodoh artinya jodoh sudah saatnya masak. Misalnya membangun vihara, ini bukan urusan satu orang saja, jika hari ini ada orang yang mengantarkan sejumlah uang kepada anda, juga cukup untuk membangun vihara, maka ini diperbolehkan, jodoh telah masak, harus melakukannya. Namun jika ada orang yang mengantar uang kepada anda untuk dibangun vihara, dan uang tersebut tidak mencukupi, jika anda pergi menggalang dana, ini yang disebut memaksakan kehendak.
Juga seperti contoh mencetak buku kebaktian, saya hanya memiliki sedikit uang, ketika orang lain mencetak buku sutra, saya boleh memberi dana sukarela, ini namanya menuruti jodoh, ini harus dilakukan. Namun jika diri sendiri memiliki uang yang cukup, sekali mencetak 1000 jilid juga tak masalah. Ketika kemampuan kurang maka kurangi bertindak, lakukan sesuai kemampuan. Contohnya jika pemasukan vihara lancar maka aktivitas boleh banyak, jika pemasukkan sedikit maka aktivitas dikurangi, jika pemasukan tidak ada aktivitas dihentikan dulu. Jangan membuat perencanaan segudang, barulah pikiran dapat tenang, melatih diri ada pada ketenangan batin.
Ketika Buddha Sakyamuni masih berada di dunia, sepanjang hidupNya tidak menggalang dana, hal ini harus dipahami, kita harus meneladani Beliau. Masa selanjutnya baru ada yang disebut menggalang dana, betapa susahnya menggalang dana, seharusnya juga harus menuruti jodoh, yakni orang lain dengan niat sukacita berdana, namun tidak boleh ada desakan. Dalam keseharian kami berusaha berhemat untuk melakukan kebajikan. Contohnya mencetak buku kebaktian, melepas satwa ke alam bebas, mendanakan obat-obatan, inilah yang saya lakukan sepanjang hidup.
Beberapa tahun belakangan ini, dana dari umat terlalu banyak, maka kami membuat perencanaan untuk melakukan sesuatu. Kami bertindak menuruti pemasukan vihara, jika tidak ada maka makin bagus, tidak perlu melakukannya. Jangan membuat perencanaan, tahun ini harus melakukan apa, ini sungguh melelahkan! Tidak boleh. Buddha Dharma sangat menitikberatkan pikiran yang suci, tujuan kita adalah Alam Sukhavati, di dunia ini kita hanya tinggal sementara saja.
Petikan Tanya Jawab 23 Juli 2004
Oleh Master Chin Kung.
随缘就自在,攀缘就辛苦
攀缘跟随缘有时候很难辨别,总而言之,攀缘是自己有心要做,而且是勉强去做;随缘是缘成熟,机缘成熟了。譬如建道场,这不是一桩容易事情,如果今天有人送钱给你,这个钱是足够建道场,这行,这个缘成熟了,应当要做。如果有人送给你的钱很少,要请你做个道场,这你办不到,你再去化缘这叫攀缘。我们这个地方的道场是一个人送的,最初这一层是十一楼,香港这边陈老太太她发心,她一个人买来送给我,这是缘成熟。如果她说她送给我一百万、两百万,买不到这个楼,我再要去化缘凑钱,那叫攀缘,这个事情我们不做。你两个人、三个人合起来,一下送来把楼买下,这个可以。你叫我去找人去,那不是累死人!我们第二层楼也是一个居士,看到我们不够用,送给我们一层。以后当中十楼要卖,正好夹在我们当中,我们拿来当然最好,就有一个居士他也发心,他一笔钱拿来正好买这一层,这叫随缘。我们帮助别人亦复如是。譬如你印经,我只有十块钱,人家印经的时候我随喜,这叫随缘,这个应该要做。如果我有那么大的力量,我一次我自己单独来印,印一部书,印个几千册,行,这个可以。
释迦牟尼佛当年在世,一生没有化过缘,这个事情要懂,我们学佛就是向释迦牟尼佛学习。后世才有募化,募化很辛苦,募化实在讲也是要随缘,人家是很乐意、很欢喜的布施,不要有丝毫的勉强。我们自己做也如此,力量薄弱,收入很少,少做,能够自己在生活上尽量的节俭,省下一点钱来做好事。像印经、放生,我做的事情就三桩事情,布施医药,我这一生就做这三桩事情。到这些年,同修们供养多,多了,我们就是有计画的来做一点好事情。我们也都是随分随力,道场收入多就多做,少就少做,没有是最好,没有就不要做。决定不要有计画,我今年要做些什么什么,那不累死人!不可以。佛法最重要的心要清净,心净则佛土净,我们的目标是在西方极乐世界,我们在这个世间是暂住。这个环境好,很好;不好,也好,为什么?这不是我的家,不是我长住的。你能够把这个世间永远看作是旅馆,这里头没有一样东西是我自己的,我有使用权,我没有所有权,这多自在!要懂这个道理,你就知道怎样随缘。随缘就自在,攀缘就辛苦,那个辛苦就造业。(净空法师·学佛答问·答香港参学同修之一 2004/7/23)
http://www.dizang.org/wd/cj2/069.htm
Sumber:
Cahaya Sukacita