Friday, 27 May 2016
Intisari-Online.com – Alkisah, seorang tua yang sangat beruntung. Ia menemukan sebutir mutiara yang besar dan sangat indah. Namun kebahagiaannya segera berganti menjadi kekecewaan begitu ia mengetahui ada sebuah titik noda hitam kecil di atas mutiara tersebut.
Hatinya terus bergumam, kalau saja tidak ada titik noda hitam, mutiara ini akan menjadi yang tercantik dan paling sempurna di dunia. Semakin ia pikirkan semakin kecewa hatinya. Akhirnya, ia memutuskan untuk menghilangkan titik noda dengan menguliti lapisan permukaan mutiara.
Tetapi setelah ia menguliti lapisan pertama, noda tersebut masih ada. Ia pun segera menguliti lapisan kedua dengan keyakinan bahwa titik noda itu akan hilang.
Tapi, kenyataannya noda tersebut masih tetap ada. Lalu dengan tidak sabar, ia mengkuliti selapis demi selapis, sampai lapisan terakhir. Benar juga titi noda hitam itu telah hilang, tapi mutiara tersebut juga ikut hilang.
Demikianlah dengan kehidupan kita. Kita selalu suka mempermasalahkan hal yang kecil, yang tidak penting hingga akhirnya merusak nilai yang besar.
Persahaban yang indah puluhan tahun berubah menjadi permusuhan yang hebat hanya karena sepatah kata pedas yang tidak disengaja. Keluarga yang rukun dan harmonis pun jadi hancur hanya karena perdebatan-perdebatan kecil yang tidak penting. Yang remeh kerap di permasalahkan, sementara yang lebih penting dan berharga lupa dan terabaikan.
Seribu kebaikan sering tak berarti, tapi setitik kekurangan diingat seumur hidup.
Mari belajar menerima kekurangan apapun yang ada dalam kehidupan kita. Bukankah tak ada yang sempurna di dunia ini. Sehati bukan karena memberi, tapi sehati karena saling memahami.
Cinta bukan karena terpesona, tapi cinta karena saling terbuka. Betah bukan karena mewah, tapi betah karena saling mengalah. Bersama bukan karena dunia, tapi bersama karena saling mengisi. Indah bukan karena selalu mudah, tetapi indah karena dihadapi kebersamaan dalam setiap kesusahan.
Semoga menjadi permenungan kita.
"K. Tatik Wardayati"/Intisari-online.com