Selasa, 31 Mei 2016

Membinasakan Sepuluh Generasi


Master Chin Kung Bercerita


Membinasakan Sepuluh Generasi


Di dalam kalangan Buddhisme terdapat sebuah kisah perumpamaan yang amat terkenal, pada masa Dinasti Ming, ayahanda Fang Xiao-ru hendak mengebumikan ayahandanya (yakni kakek dari Fang Xiao-ru),  ahli feng shui membantunya menilik sebuah liang kubur, letaknya amat bagus,  maka dia memutuskan untuk mengebumikan ayahandanya di tempat tersebut.


Tiga hari sebelum dilakukan penggalian, dia bermimpi seorang kakek yang mengenakan pakaian merah, mimpi ini terjadi dalam tiga hari berturut-turut, agar dia menunda beberapa hari lagi baru mengadakan penggalian. Dia mengatakan bahwa generasi keturunannya yang berjumlah lebih dari 900 jiwa ada di bawah liang tersebut, maka itu meminta agar dilakukan penundaan penggalian beberapa hari ke depan, sehingga mereka bisa pindah ke tempat lain.


Tetapi ayahanda  Fang Xiao-ru tidak menaruh hal ini di dalam hati, menuruti hari yang telah ditetapkan untuk mengadakan penggalian. Setelah dilakukan penggalian ternyata di bawah sana terdapat sebuah sarang ular, dan ada banyak ular kecil di dalamnya, ular-ular kecil ini akhirnya juga mati binasa.


Fang Xiao-ru adalah salah seekor ular yang bertumimbal lahir jadi manusia dan menjadi cucunya. Dalam bersekolah Fang Xiao-ru merupakan murid yang sangat pintar, namun sayangnya suatu kali dia membuat Kaisar Ming tersinggung, hukum yang berlaku pada masa itu adalah membinasakan 9 generasi keluarga,  Fang Xiao-ru menantang Kaisar Ming : “Jangankan 9 generasi, bahkan 10 generasi binasa juga tak masalah”.  Kaisar Ming menjadi amat emosi, akhirnya guru  Fang Xiao-ru  juga ikut dibunuh.


Fang Xiao-ru   datang untuk membalas dendam, kebencian dibalas dengan kebencian. Anda membunuh sarang yang berisikan banyak ular, ular bertumimbal lahir jadi manusia, akhirnya dia melanggar hukum, dan membinasakan generasi keluargamu, sungguh mengerikan. Dendam ini jika tidak bisa diurai  maka “setiap kelahiran akan menjalani penderitaan, tiada terputus”, saling membalas di dalam lingkaran tumimbal lahir.


Maka itu,  manusia harus memiliki kebijaksanaan, para bijaksana jaman dahulu berkata : “Menerima kerugian adalah berkah”, harus mengurai permusuhan, “Permusuhan harus diurai jangan dijalin”,  patut diketahui bahwa hutang nyawa dibayar nyawa, hutang uang dibayar uang, ini adalah kebenaran. Insan tercerahkan telah memahami bahwa setelah membayar hutang nyawa, jangan biarkan lagi orang lain datang melunasi hutang, maka selesailah sudah urusan hutang piutang. Setelah bersukacita membayar hutang uang, maka jangan ada lagi rasa benci; hutang orang lain padaku tak perlu ditagih lagi, hati menjadi bersih dan lapang.


Jika ada orang lain yang meminjam uang dari anda, dan tidak membayarnya atau menipu dirimu, atau menggunakan segala cara yang tidak halal untuk memaksa dirimu memberikan uang kepadanya, maka di kelahiran mendatang orang ini tetap harus membayar hutang ini. Tetapi insan yang tercerahkan takkan menghendaki hal ini lagi, jika bersikeras menghendaki orang itu datang untuk membayar hutang maka tidak bisa terlahir ke Alam Sukhavati.


Maka itu, hutang kita pada orang lain hendaknya dilunasi dengan jelas, sedangkan hutang orang lain pada kita anggaplah sudah lunas, hati kita bersih dan jernih. Jika tidak memahami aturan ini, selalu mengingat hal ini di hati, inilah yang disebut “saling membalas dendam, menjalani penderitaan pada setiap kelahiran, tiada terputus”. 




淨空法師說故事(一)



滅十族


佛門裡記載著一個很有名的公案,明朝方孝孺的父親要埋葬他的父親(即方孝孺的祖父),地理風水師為他看了一個穴,這個穴非常好,他就準備將他父親葬在那個地方。在沒有挖穴的前三天,他夢到有個穿紅衣服的老人,連著託夢三天,求他延緩幾天再挖。他說他的子孫一家有九百多口在穴道下面,求他緩幾天,他好準備搬家。方孝孺的父親沒有將此事放在心上,按照預定的日期去挖。這一挖下去之後,下面是一窩蛇,還有很多小蛇,這些小蛇最後都被殺死了。方孝孺就是蛇來投胎的,做他的孫子。方孝孺讀書非常聰明,得罪了明成祖,那時的連坐法要滅九族,方孝孺跟明成祖說:「別說滅九族,滅十族我也不在乎」。明成祖非常生氣,最後把教方孝孺的老師也殺了。


這是來報仇的,冤冤相報。你殺了這一窩蛇,蛇投胎來做你的兒女,後來犯了大罪,讓你滅族,非常可怕。這個仇恨如果不能化解,「世世受殃,無有斷絕」,生生世世冤冤相報。所以,人要有智慧,古聖先賢常說:「吃虧是福」,一定要把冤家化解,「冤家宜解不宜結」。要知道世間事,欠命還命,欠錢還錢,這是真理。覺悟的人明白了,欠命還了命之後,不再讓別人來酬償,帳就了了。欠了錢,歡歡喜喜的還人,沒有一絲毫怨恨;別人欠我的不要了,乾淨俐落。別人借你的錢,借了不還,或者騙你的,用種種不正常的手段逼迫你把錢送給他,來生都要還債的。覺悟的人不要了,如果還要他來還債,就不能往生。所以,我們欠別人的還得清清楚楚,別人欠我們的一律不要了,心地清淨。如果不懂這個道理,依舊把這些事情放在心上,就是「怨對相報,世世受殃,無有斷絕」。(節錄自《阿難問事佛吉凶經》15-13-42)


Sumber:
Cahaya Sukacita