Namo Buddhaya,
Kata Paritta tidak asing lagi bagi kita umat Buddha, yang selalu kita ucapkan setiap kebaktian bahkan ketika kita di rumah atau dikantor dan dimana saja. Mudah bagi kita untuk menghafalkan Paritta tetapi dalam kontek ini bahwa Paritta sesungguhnya harus dimengerti dan diterapkan dalam arti yang sebenarnya. Paritta dalam bahasa Pali atau Pirit dalam bahasa Indo sinhala, secara literal berarti “penuh perlindungan”.
Buddha dalam berbagai kesempatan dengan bahasa pali yang suci merangkai paritta atau pirit, pastilah terdapat salah pengertian yang menyamakan paritta sebagai tuah yang misterius atau mantra, tetapi sebenarnya terdapat penganjuran asli yang etis dan mengandung nilai filosopis dari ajaran buddha, yang berkaitan dengan aspek-aspek Dhamma.
Paritta yang dibacakan oleh Sangha atau umat, secara individu atau bersama-sama, untuk memperoleh berkat dari tiratana bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang lain, baik disaat kesusahan maupun kesejahteraan.
Pembacaan Paritta – Sutta keluar suara walaupun kecil saat dirumah ada bagusnya, karena saat pembacaan Paritta – Sutta kita mendengar apa yg kt baca begitu juga yangg lain ikut mendengar ( besar atau kecil, halus atau kasar, nampak atau tidak nampak ).
Disarankan juga bagi umat, saat pembacaan Paritta – Sutta berusahalah niatkan dalam batin untuk mengulang Ajaran Buddha serta tingkatkan perhatian dan berkonsentrasi dalam pembacaan paritta yang ditujukan untuk semua makhluk , dengan demikian kita sudah melaksanakan Dhamma Dana.
Adapun juga pembacaan paritta – sutta dapat menanggulangi pengaruh buruk yang ditimbulkan dari makhluk jahat, karena pengaruh buruk adalah akibat dari pikiran jahat. Oleh karena itu pengaruh buruk ini dapat diatasi dengan pikiran yang sehat.
Satu cara yang pasti untuk menimbulkan keadaan pikiran yang sehat adalah mendengarkan serta merenungi pembacaan paritta dengan seluruh akal budi dan keyakinan. Demikian besar serta dahsyatnya kekuatan konsentrasi sehingga dengan memperhatikan sungguh-sungguh akan Kebenaran yang terdapat dalam paritta, orang akan mampu mengembangkan keadaan pikiran yang sehat.
Pembacaan paritta-sutta juga mampu mendatangkan berkah material, dengan dicapainya keadaan pikiran yang sehat melalui konsentrasi dan keyakinan sewaktu mendengarkan pembacaan paritta. Karena menurut Sang Buddha usaha yang benar adalah faktor yang diperlukan untuk mengatasi penderitaan. Mendengarkan pembacaan paritta dengan cara yang benar akan membangkitkan tenaga untuk melindungi kemajuan duniawi serta kemajuan batin.
Penyakit jasmani dan batin yang menjadi penyebab segala penderitaan dan kemalangan hanya membutuhkan satu jenis obat saja. Obat itu adalah Kebenaran Kesunyataan (Dhamma). Karena itulah mendengarkan Dhamma melalui pembacaan paritta dengan sikap yang benar akan memberikan manfaat.
Manfaat yang diperoleh adalah keadaan pikiran yang sehat, sehingga menimbulkan kesehatan jasmani serta batin dan juga kemajuan material serta spritual. Pengaruh pembacaan paritta juga tidak terbatas oleh jarak, mampu mengatasi jarak yang bagaimanapun jauhnya.
Paritta memiliki arti perlindungan. Semuanya digunakan untuk menjelaskan sutta-sutta (khotbah-khotbah) tertentu yang dijelaskan oleh Buddha Gotama. Sutta-sutta ini ada sebagian yang memang dianggap mampu memberikan perlindungan dari pengaruh-pengaruh yang membahayakan. Namun, semuanya sesungguhnya kembali kepada seberapa besar kekuatan keyakinan (Saddha) yang kita miliki ketika sedang baca Paritta tersebut.
Menjadi seorang umat buddha memang tidak ada keharusan untuk dapat membaca Paritta dengan baik, benar, serta hafal diluar kepala, tetapi tidak berarti pula pembacaan Paritta tidak ada manfaatnya dan hanya sekedar pelaksanaan ritual saja. Adapun manfaat pembacaan paritta antara lain:
(1). Kita membaca dan mengucapkan sesuatu yang baik, dengan demikian kita telah melakukan kamma baik setidaknya melalui pikiran dan ucapan (untuk itu penting bagi seseorang yang membaca dan memahami makna paritta dari terjemahannya).
(2). Membaca Paritta berarti kita berupaya untuk memahami apa yang sebelumnya kurang kita pahami.
(3). Membaca Paritta berarti mengulang khotbah-khotbah Buddha Gautama (walaupun tidak semua paritta berasal dari khotbah Buddha), dengan demikian kita telah melestarikan kelangsungan ajaran Buddha.
Tetapi menurut Milinda Panha, ada tiga alasan dimana Paritta tidak bekerja:
1. Halangan karena kamma masa lalu.
2. Halangan karena kekotoran batin masa kini, dan
3. Halangan karena kurangnya keyakinan.
Paritta yang merupakan perlindungan bagi semua makhluk akan kehilangan kekuatannya karena cacat mereka sendiri.
disamping itu ada juga kekuatan yang terdapat dalam pembacaan Paritta – Sutta , beberapa diantaranya adalah sebagai berikut ::
(-) Kekuatan Kebenaran
"Kemanjuran" paritta disebabkan oleh gabungan beberapa faktor. Pembacaan paritta merupakan ungkapan saccakiriya yaitu suatu ungkapan pernyataan tentang Kebenaran. Kekuatan pernyataan itu merupakan suatu perlindungan. Hal ini berarti mengembangkan kekuatan kebenaran untuk mencapai hal yang diinginkan. Pada akhir setiap sutta, pembaca memberkati pendengarnya dengan kata-kata: "etena sacca vajjena sotthi te hotu sabbada" artinya dengan kekuatan kebenaran kata-kata ini, semoga engkau selamat dan sejahtera. Terdapat suatu ungkapan bahwa, "kekuatan Dhamma atau Kebenaran akan melindungi pengikut Dhamma" (Dhammo have rakkhati Dhammacarim), yang jelas menunjukkan dasar pemikiran diadakannya pembacaan paritta. Keyakinan akan kekuatan saccakiriya atau pernyataan Kebenaran untuk dapat menyembuhkan penyakit ataupun melindungi sebenarnya hanyalah salah satu segi manfaat dari paritta.
(-) Kekuatan Moral
Beberapa paritta mengungkapkan tentang hidup yang bermoral. Titik awal dari Buddha-Dhamma adalah sila (moral). Melalui dasar sila yang kuat seseorang akan mampu mencapai tingkat konsentrasi pikiran. Apabila moral melindungi orang yang melaksanakan, maka jika seseorang mendengarkan pembacaan paritta dengan diiringi suatu perenungan akan Kebenaran kata-kata Sang Buddha dan penuh keyakinan bahwa kata-kata itu pernah diucapkan oleh orang yang telah mencapai Penerangan Sempurna, maka ia akan memiliki pikiran yang dipenuhi oleh moral tinggi sehingga ia mampu mengalahkan segala pengaruh jahat dan ia juga akan terbebas dari kesulitan.
(-) Kekuatan Cinta Kasih
Sabda-sabda Sang Buddha selalu berisikan cinta kasih. Beliau berkelana di India melalui jalan-jalan raya, melewati kampung-kampung dan menyinari serta menghangatkan semua makhluk dengan pancaran sinar cinta kasihnya. Beliau memberi petunjuk, menerangkan ajaranNya kepada banyak orang. Beliau membimbing mereka yang mendengarkan ajaranNya mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu pembaca paritta juga diharapkan bertindak seperti itu pula. Membaca paritta dengan hati penuh cinta kasih dan kasih sayang, mengharapkan pendengarnya memperoleh kebahagiaan serta perlindungan dari segala gangguan. Cinta kasih merupakan tenaga yang aktif. Setiap tindakan yang didasari dengan cinta kasih yang murni akan dilaksanakan dengan pikiran yang bersih. Tindakan yang bertujuan untuk membantu, memberi semangat, melancarkan jalan serta mempermudah mengatasi penderitaan, mendapat Berkah Tertinggi.
(-) Kekuatan Suara
Terdapat keyakinan bahwa getaran suara yang dihasilkan dari pembacaan paritta-sutta berbahasa Pali dengan suara yang nyaring dan merdu (harmonis dalam nada) akan menentramkan syaraf serta menghasilkan ketenangan pikiran. Suara pembacaan paritta yang nyaring dan merdu ini juga memberikan keselarasan pada sistem jasmani.
Paritta merupakan syair suci yang telah dibabarkan oleh Buddha dan para Ariya Punggala lainnya, merupakan syair perlindungan bagi mereka yang mempunyai keyakinan pada saat membaca dan memahaminya. Dengan demikian, bahwa dengan membaca Paritta bisa menciptakan suatu kondisi yang damai didalam hati si pembaca. Berbahagialah kita yang selalu membaca Paritta karena begitu luar biasa manfaat dr Pembacaan Paritta , maka itu marilah kita semua mulai belajar untuk membiasakan diri sering membaca Paritta – Sutta jika ada waktu ruang. semoga bermanfaat bagi kita semua ,
Semoga semua makhluk bahagia, sadhu sadhu sadhu _/\_
==============
Sumber kutipan :
- Buku Y.M Bhikkhu Khemanando - Fenomena Buddha Dhamma (2010)
- Bunga Rampai Dhammadesana II, Bhikkhu Subalaratano.
- Sharring Dhamma dari Sdr DSG di Grup Vihara Buddha Narada
- Facebook Kalyanamitta Buddhist Page
==============
Sumber: Buddha.id