(Pernyataan tentang kemunculan Buddha Maitreya)
Sariputra, sang jenderal Dharma yang agung, yang paling bijaksana dan cemerlang, demi belas kasih terhadap dunia menanyakan kepada Yang Dimuliakan (Sang Bhagava), “Beberapa waktu yang lampau Anda mengatakan pada kami tentang Buddha yang akan datang, yang akan memimpin dunia pada masa yang akan datang, dan yang akan menggunakan nama Maitreya. Saya sekarang ingin mendengar lebih banyak tentang kekuatan-Nya dan pemberian yang menakjubkan dari Beliau. Katakanlah kepadaku, O Yang termulia di antara manusia, tentang hal ini!”
Sang Bhagava menjawab, “Pada masa itu, samudera akan kehilangan banyak airnya, dan akan terdapat lebih sedikit air daripada saat ini. Sebagai akibatnya seorang raja dunia (cakravartin) tidak akan kesulitan untuk menyeberanginya. Jambudvipa (India) akan sangat datar di mana-mana, ia akan berukuran sepuluh ribu yojana, dan semua orang akan memiliki kebebasan untuk tinggal di sana. Ia memiliki penduduk yang tidak terhitung, yang tidak akan melakukan kejahatan, namun akan senang berbuat baik. Tanahnya akan bebas dari semak berduri, dan bahkan diselimuti dengan hamparan rerumputan hijau yang segar; ketika seseorang melompatinya, ia memberikan jalan, dan menjadi lembut bagaikan dedaunan pohon kapas. Ia memiliki padi-padian yang rasanya enak dan berbau wangi yang tumbuh pada tanahnya, tanpa perlu dibajak. Kain sutra yang mahal dan bahan kain lainnya yang berwarna-warni berkembang dari pepohonan. Pepohonan tersebut akan menghasilkan daun, bunga, dan buah secara bersamaan; mereka [tumbuh] setinggi yang dapat dicapai oleh suara dan mereka bertahan selama delapan tahun yang tak terhitung [delapan asankhyeya kalpa?]. Manusia saat itu tanpa cacat, pelanggaran sila tidak dikenal di antara para manusia, dan mereka penuh dengan semangat dan kegembiraan. Tubuh mereka sangat besar dan kulit mereka memiliki warna yang cerah. Kekuatan mereka luar biasa. Hanya tiga jenis penyakit yang diketahui- orang-orang harus mengenyangkan perutnya, mereka harus makan, mereka akan menjadi tua. Hanya ketika berusia lima ratus tahun para wanita menikah.”
“Kota Ketumati saat itu akan menjadi ibukotanya. Di dalamnya akan berdiam raja dunia, bernama Shankha, yang akan berkuasa atas seluruh dunia hingga ke batas lautan; dan ia akan membuat kemenangan dalam Dharma. Ia akan menjadi pahlawan besar, yang mendapatkan kedudukannya dengan kekuatan ratusan perbuatan baik. Penasehat spiritualnya adalah seorang brahmana, bernama Subrahmana, seorang yang terpelajar, sangat ahli dalam empat Veda, dan mendalami semua pengetahuan para brahmana. Dalam brahmana tersebut akan memiliki istri bernama Brahmavati, yang cantik, menarik, anggun, dan termashyur.”
“Maitreya, yang terbaik di antara manusia, saat itu akan meninggalkan surga Tushita, dan mengalami kelahiran terakhirnya di dalam kandungan wanita tersebut. Selama sepuluh bulan penuh, ia akan mengandung tubuh cemerlang Bodhisattva. Kemudian ia akan pergi ke sebuah taman yang penuh dengan bunga-bunga yang cantik, dan di sana, bukan dengan duduk atau berbaring, tetapi dengan berdiri sambil berpegangan pada sebuah dahan pohon, ia akan melahirkan Maitreya. Ia, yang teragung di antara manusia, akan keluar dari sisi kanan ibunya, bagaikan matahari bersinar ketika muncul dari kumpulan awan. Tidak tercemar oleh kekotoran dari rahim bagaikan sekuntum teratai yang tidak terkotori oleh air, ia akan mengisi seluruh Triloka dengan kemuliaannya. Segera setelah ia lahir, Bodhisattva akan berjalan tujuh langkah ke depan, dan di mana ia menginjakkan kakinya sebuah permata atau sekuntum teratai akan tumbuh. Ia akan memandang ke sepuluh penjuru arah dan mengatakan perkataan ini: ‘Inilah kelahiran terakhirku. Tidak akan ada kelahiran lagi setelah ini. Tidak akan pernah aku kembali lagi ke sini, tetapi semuanya murni, aku akan mencapai Nirvana’.”
“Dan ketika ayahnya melihat bahwa putranya memiliki tiga puluh dua ciri manusia agung, dan mengetahui maksudnya dari mantra-mantra suci [dalam Veda], ia akan diliputi dengan kegembiraan, karena ia mengetahui bahwa, seperti yang ditunjukkan dalam mantra-mantra, dua cara [hidup] terbuka untuk putranya: ia akan menjadi raja dunia, atau seorang Buddha yang sempurna. Namun seraya Maitreya tumbuh dewasa, Dharma akan semakin mengambil perhatiannya, dan ia akan merenungkan bahwa semua kehidupan terbelenggu pada penderitaan. Ia akan memiliki suara merdu yang menjangkau sampai jauh; kulitnya akan berwarna keemasan, kemuliaan yang agung akan memancar dari tubuhnya, dadanya lebar, anggota tubuhnya berkembang baik, dan matanya bagaikan kelopak bunga teratai. Tubuhnya akan setinggi delapan puluh hasta dan selebar tiga puluh dua hasta. Ia akan memiliki penggiring sebanyak 84.000 orang, di mana ia mengajarkan mantra-mantra kepada mereka. Dengan para pengiring ini ia suatu hari akan pergi menuju kehidupan tanpa rumah. Pohon naga akan menjadi pohon di mana ia akan mencapai Pencerahan; cabang-cabangnya tumbuh setinggi lima puluh yojana, dan dedaunannya menyebar jauh dan lebar selebar enam Ko [yojana?]. Di bawah pohon ini Maitreya, yang terbaik di antara manusia, akan mencapai Pencerahan Sempurna – tidak akan ada keraguan akan hal ini. Dan ia akan mencapai Pencerahan pada hari yang sama dengan hari ia pergi menuju kehidupan tanpa rumah.”
“Dan kemudian, seorang bijaksana yang agung, Ia dengan suara yang sempurna akan mengajarkan Dharma sejati, yang menguntungkan dan melenyapkan semua penyakit, yaitu kebenaran tentang penyakit (dukkha), asal mula penyakit, lenyapnya penyakit, dan Jalan Mulia Berunsur Delapan yang membawa keamanan dan menuju Nirvana. Ia akan menjelaskan Empat Kebenaran, karena Ia telah melihat bahwa generasi-generasi, yang berkeyakinan telah siap untuknya, dan mereka yang telah mendengarkan Dharma-Nya akan membuat kemajuan spiritual. Mereka akan berkumpul di sebuah taman yang penuh dengan bunga-bunga cantik dan perkumpulannya akan terbentang sejauh seratus yojana. Di bawah bimbingan Maitreya, ratusan ribu makhluk akan memasuki kehidupan suci.”
“Dan setelah itu Maitreya, guru yang berbelas kasih, mengamati mereka yang berkumpul di sekelilingnya dan berkata kepada mereka sebagai berikut: 'Sakyamuni telah melihat kalian semua, Ia, yang terbaik di antara orang-orang bijaksana, sang penyelamat, pelindung sejati dunia, yang menyimpan Dharma sejati. Adalah Ia yang telah menyediakan kalian jalan menuju pembebasan, tetapi sebelum kalian akhirnya mencapainya kalian harus menanti ajaran-Ku. Dikarenakan kalian telah menghormati Sakyamuni dengan payung penahan matahari, panji-panji, bendera, wewangian, rangkaian bunga, dan salap sehingga kalian telah tiba di sini untuk mendengarkan ajaran-Ku. Dikarenakan kalian telah mempersembahkan pada stupa-stupa Sakyamuni wewangian kayu cendana atau kurkuma bubuk, sehingga kalian telah tiba di sini untuk mendengarkan ajaran-Ku. Dikarenakan kalian selalu berlindung kepada Buddha, Dharma, dan Sangha, sehingga kalian telah tiba di sini untuk mendengarkan ajaran-Ku. Dikarenakan dalam ajaran Sakyamuni kalian menjalankan dan mematuhi sila, dan telah sungguh-sungguh melakukannya, sehingga kalian telah tiba di sini untuk mendengarkan ajaran-Ku. Dikarenakan kalian telah memberikan dana kepada para bhikshu – jubah, minuman, makanan, dan berbagai jenis obat-obatan – sehingga kalian telah tiba di sini untuk mendengarkan ajaran-Ku. Dikarenakan kalian selalu menjalankan hari uposatha sehingga kalian tiba di sini untuk mendengarkan ajaran-Ku'.”
“Dan Shakra, yang bermata seribu, raja para dewa yang cemerlang, sangat bergembira, memberikan penghormatan pada sang pemimpin dunia, dan memuji Beliau sebagai berikut: ‘Terpujilah engkau, O yang termulia di antara manusia! Terpujilah engkau, yang terbaik diantara manusia! Berbelas kasihlah pada orang banyak, O Yang Dimuliakan!' Dan juga Mara, yang berkekuatan besar, akan berada di sana, dan ia juga akan memberikan penghormatan pada sang pemimpin dunia tersebut, dan memuji Beliau. Dan dikelilingi oleh perkumpulan para dewa, sang Brahma juga akan mengumandangkan Dharma sejati dengan suara surgawinya. Dan seluruh dunia akan dipenuhi dengan para Arhat, yang kekotoran batinnya telah dilenyapkan, yang telah bebas dari kesalahan-kesalahan, yang telah menghancurkan seluruh belenggu yang mengikat mereka pada kelahiran kembali. Dengan gembira, para dewa, manusia, gandharva, yaksha, dan raksasa memuja sang guru, dan juga para naga yang perkasa. Mereka akan menghilangkan keraguan mereka dan arus keinginan mereka akan dilenyapkan; bebas dari semua penderitaan, mereka akan berhasil menyeberangi lautan kelahiran kembali; dan sebagai hasil dari ajaran Maitreya, mereka akan menjalankan kehidupan suci. Tidak akan lagi mereka menganggap segala sesuatu sebagai milik mereka, mereka tidak akan memiliki apa-apa, tidak ada emas atau perak, tidak ada rumah, tidak ada kerabat! Namun mereka akan menjalankan kehidupan suci dalam kesederhanaan di bawah bimbingan Maitreya. Mereka akan merobek jaring nafsu, mereka akan berhasil memasuki ketenangan batin, dan mereka akan merasakan banyak sekali kegembiraan dan kebahagiaan; karena mereka menjalankan kehidupan suci di bawah bimbingan Maitreya.”
“Selama 60.000 tahun Maitreya, yang terbaik di antara manusia, akan mengajarkan Dharma sejati, yang berbelas kasih pada semua makhluk. Dan ketika ia telah mendisiplinkan ratusan juta makhluk dalam Dharma sejati, maka sang pemimpin akhirnya akan memasuki Nirvana. Dan setelah orang bijaksana yang agung tersebut memasuki Nirvana, Dharma sejati-Nya akan bertahan selama sepuluh ribu tahun lagi.”
“Oleh sebab itu, bangkitkanlah keyakinanmu kepada Sakyamuni, Sang Penakluk! Karena dengan demikian kamu akan melihat Maitreya, Buddha yang sempurna, yang terbaik di antara manusia! Batin siapa yang begitu gelap jika tidak diterangkan dengan keyakinan yang benar ketika ia mendengar hal mengagumkan ini, sangat berpotensi akan masa depan yang baik! Oleh karena itu, mereka yang mengharapkan kejayaan spiritual, biarkanlah mereka menghormati Dharma sejati, biarkanlah mereka menjadi sadar akan ajaran para Buddha!”