Senin, 30 Mei 2016

Buddhajayamangala gatha

1. Bāhuṁ sahassam-abhinimmitasāyudhaṁ taṁ,
—Māra, sosok mengerikan, yang menciptakan seribu tangan (masing-masing) memegang senjata,

Girimekhalaṁ uditaghorasasenamāraṁ,
—dan menunggangi (gajah) Girimekhala, beserta pasukannya,

dānādidhammavidhinā jitavā munindo –
—ditaklukkan oleh raja para bijaksanawan dengan dānā dan seterusnya (Dasa Pāramī)1 –

taṁ tejasā bhavatu te jayamaṅgalāni.
—dengan bantuan kekuatan megah tersebut semoga Anda mendapatkan berkah hasil yang baik.

2. Mārātirekam-abhiyujjhita sabbarattiṁ,
—Bahkan lebih mengerikan daripada Māra, yaitu yakkha Āḷavaka yang tak sabaran dan keras kepala,

ghoraṁ pan’ Āḷavakam-akkhamathaddhayakkhaṁ,
—yang bertarung (dengan sang Buddha) sampai sepanjang malam,

khantīsudantavidhinā jitavā munindo –
—ditaklukkan oleh raja para bijaksanawan dengan khantī (kesabaran dan pengendalian diri) –

taṁ tejasā bhavatu te jayamaṅgalāni.
—dengan bantuan kekuatan megah tersebut semoga Anda mendapatkan berkah hasil yang baik.

3. Nālāgiriṁ gajavaraṁ atimattabhūtaṁ,
—Gajah besar Nālāgiri, yang sepenuhnya kehilangan kendali (dimabukkan),

dāvaggicakkam-asanīva sudāruṇaṁ taṁ,
—menakutkan, seperti sebuah kebakaran hutan, cakra berapi, atau kilat halilintar,

mettambusekavidhinā jitavā munindo –
—ditaklukkan oleh raja para bijaksanawan dengan percikan mettā (kualitas sifat-sifat ramah, welas asih, simpati, minat aktif terhadap yang lainnya) –

taṁ tejasā bhavatu te jayamaṅgalāni.
—dengan bantuan kekuatan megah tersebut semoga Anda mendapatkan berkah hasil yang baik.

4. Ukkhittakhaggam-atihatthasudāruṇaṁ taṁ
—Tangannya diangkat tinggi dengan menghunus sebilah pedang, (brandal) sangat mengerikan

dhāvaṁ tiyojanapathaṅgulimālavantaṁ
—berkalungkan untaian jari (Aṅgulimāla) yang berlari sejauh tiga yojana

iddhībhisaṅkhatamano jitavā munindo –
—ditaklukkan oleh raja para bijaksanawan dengan kekuatan iddhividha (kekuatan supranatural chaḷabhiññā) –

taṁ tejasā bhavatu te jayamaṅgalāni.
—dengan bantuan kekuatan megah tersebut semoga Anda mendapatkan berkah hasil yang baik.

5. Katvāna kaṭṭham-udaraṁ iva gabbhinīyā,
—Setelah menjadikan bagian depan perutnya (kelihatan besar) dengan sebatang kayu, seperti seorang yang sedang hamil,

Ciñcāya duṭṭhavacanaṁ janakāyamajjhe
—Ciñcā (lalu berucap) kata-kata jahat di tengah-tengah kerumunan orang

santena somavidhinā jitavā munindo –
—ditaklukkan oleh raja para bijaksanawan dengan santi (kedamaian, ketenangan, ketentraman) –

taṁ tejasā bhavatu te jayamaṅgalāni.
—dengan bantuan kekuatan megah tersebut semoga Anda mendapatkan berkah hasil yang baik.

6. Saccaṁ vihāya mati-Saccakavādaketuṁ,
—Saccaka yang congkak, menutupi kebenaran, dan menantang (sang Buddha) berdebat,

vādābhiropitamanaṁ ati-andhabhūtaṁ,
—pikirannya tidak mau menerima pendapat yang lain, sepenuhnya buta akan kebenaran,

paññāpadīpajalito jitavā munindo –
—ditaklukkan oleh raja para bijaksanawan dengan cahaya terang paññā (kualitas memiliki pengalaman, pengetahuan dan penilaian bijaksana) –

taṁ tejasā bhavatu te jayamaṅgalāni.
—dengan bantuan kekuatan megah tersebut semoga Anda mendapatkan berkah hasil yang baik.

7. Nandopanandabhujagaṁ vibudhaṁ mahiddhiṁ,
—Menjinakkan naga bijaksanana Nandopananda, yang berkekuatan besar,

puttena therabhujagena damāpayanto,
—melalui putera-Nya (Moggallāna), menjadi seekor naga lebih senior,

iddhūpadesavidhinā jitavā munindo –
—ditaklukkan oleh raja para bijaksanawan dengan memerintahkan (Moggallāna menggunakan) kekuatan iddhividha –

taṁ tejasā bhavatu te jayamaṅgalāni.
—dengan bantuan kekuatan megah tersebut semoga Anda mendapatkan berkah hasil yang baik.

8. Duggāhadiṭṭhibhujagena sudaṭṭhahatthaṁ,
—Beliau yang tangan-Nya digigit ular berpandangan keliru,

brahmaṁ visuddhijutim-iddhi-Bakābhidhānaṁ,
—yaitu brahma Baka, yang jelas dan terang, dan memiliki kekuatan iddhividha,

ñāṇāgadena vidhinā jitavā munindo –
—ditaklukkan oleh raja para bijaksanawan dengan obat ñāṇā (pengetahuan supra) –

taṁ tejasā bhavatu te jayamaṅgalāni.
—dengan bantuan kekuatan megah tersebut semoga Anda mendapatkan berkah hasil yang baik.

Etā pi Buddhajayamaṅgala-aṭṭhagāthā,
—Ia yang membacakan masing-masing delapan sajak ini setiap hari,

yo vācako dinadine sarate-m-atandī,
—yaitu mengenai berkah keberhasilan sang Buddha, dan rajin mengingatnya,

hitvānanekavividhāni cupaddavāni,
—setelah melewati banyak dan berbagai macam (seluruh) rintangan,

mokkhaṁ sukhaṁ adhigameyya naro sapañño.
—orang bijaksana tersebut akan (segera setelah itu) meraih kedua kebebasan dan kebahagiaan.

Samāhita Vipassanā Citta dengan cara sifat:

1Dasa Pāramī:
1. Dāna (kedermawanan, kemurahan hati),
2. Sīla (kebajikan, moralitas, kelakuan baik),
3. Nekkhamma (penolakan nafsu indria),
4. Paññā (kebijaksanaan, berpengetahuan luas),
5. Vīriya (semangat, berusaha keras),
6. Khanti (kesabaran, toleransi, tahan godaan, ketulusan),
7. Sacca (kejujuran, kebenaran),
8. Adhiṭṭhāna (kebulatan tekad, keteguhan pendirian)
9. Mettā (kualitas sifat-sifat ramah, welas asih, simpati, minat aktif terhadap yang lainnya),
10. Upekkhā (ketenangan, keheningan batin).

Samāhita citta adalah pikiran yang berkonsentrasi batin pada sebuah obyek.
Vipassanā berarti tenang, sabar, pengendalian pikir.

Bagikan