Senin, 23 Mei 2016

5 Fakta Tentang Dalai Lama yang Mungkin Anda Belum Tahu
Minggu, 14 Juni 2015
Bhagavant.com,
Dharamsala, India – Dalai Lama Ke-14 merupakan salah satu tokoh Buddhis yang terkenal di dunia saat ini, baik di kalangan Buddhis maupun non-Buddhis. Meskipun terkenal namun ada beberapa fakta menarik yang mungkin belum Anda ketahui atau salah memahami mengenai Dalai Lama. Berikut 5 fakta tentang Dalai Lama.

Dari kiri: Dalai Lama Ke-1, Dalai Lama Ke-3, Dalai Lama ke-5, Dalai Lama Ke-14.
Dari kiri: Lukisan Dalai Lama Ke-1, Dalai Lama Ke-3, Dalai Lama ke-5, Dalai Lama Ke-14.
1. Bukan nama pribadi
Nama “Dalai Lama” bukanlah nama orang atau pribadi tetapi merupakan sebuah gelar yang diberikan kepada seorang bhiksu dalam Agama Buddha tradisi Tibet aliran Gelug, yang dipercaya sebagai seorang tulku (lama/guru spiritual Buddhis yang lahirkan kembali dari kehidupan lampaunya).

Gelar “Dalai Lama” pertama kali diberikan oleh salah satu penguasa Mongolia, Altan Khan kepada seorang bhiksu dari aliran Gelug bernama Sonam Gyatso (yang kemudian dikenal sebagai Dalai Lama Ke-3) pada 1578. Altan Khan juga memberi gelar “Dalai Lama Ke-1” dan “Dalai Lama Ke-2” kepada dua pendahulu dari kelahiran Sonam Gyatso sebelumnya. “Dalai Lama” berasal dari kombinasi kata dari bahasa Mongolia untuk kata “dalai” yang berarti “samudra”, dengan kata “lama” dari bahasa Tibet yang berarti “guru”.

2. Nama Buddhis “Gyatso”
Kecuali Dalai Lama Ke-1 (Gendun Drup), semua Dalai Lama memiliki nama Buddhis atau nama Dharma yaitu “Gyatso” di dalam deretan nama lengkapnya. Kata yang berarti “Samudra” dalam bahasa Tibet ini diambil dari salah satu kata pada nama Buddhis dari Dalai Lama Ke-2, yaitu Gendun Gyatso Palzangpo.

Sebagai contoh, Dalai Lama Ke-3 memiliki nama Buddhis Sonam Gyatso, Dalai Lama Ke-5 bernama Ngawang Lobsang Gyatso, dan Dalai Lama Ke-14 bernama panjang Jetsun Jamphel Ngawang Lobsang Yeshe Tenzin Gyatso atau singkatnya Tenzin Gyatso.

3. Wafat di usia muda
Lebih dari setengah atau sembilan dari 14 Dalai Lama wafat di usia kurang dari 50 tahun. Enam Dalai Lama wafat di usia kurang dari 30 tahun. Dan Dalai Lama yang termuda wafat di usia anak-anak yaitu 9 tahun.

Lukisan yang dipercaya merupakan penampilan Dalai Lama Ke-9 yang wafat di usia 8 tahun.
Lukisan yang dipercaya merupakan penampilan Dalai Lama Ke-9 yang wafat di usia 9 tahun. Sumber: rma2.org
Dalai Lama tersebut yaitu, Sonam Gyatso Dalai Lama Ke-3 (45 tahun), Yonten Gyatso Dalai Lama Ke-4 (28 tahun), Tsangyang Gyatso Dalai Lama Ke-6 (24 tahun), Kelsang Gyatso Dalai Lama Ke-7 (49 tahun), Jamphel Gyatso Dalai Lama Ke-8 (47 tahun), Lungtok Gyatso Dalai Lama Ke-9 (9 tahun), Tsultrim Gyatso Dalai Lama Ke-10 (21 tahun), Khendrup Gyatso Dalai Lama Ke-11 (18 tahun), dan Trinley Gyatso Dalai Lama Ke-12 (19 tahun).

4. Bukan pemimpin tertinggi umat Buddha sedunia
Salah satu hal yang sering disalah pahami khususnya oleh non-Buddhis mengenai Dalai Lama adalah anggapan bahwa Dalai Lama adalah pemimpin spiritual tertinggi umat Buddha sedunia seperti layaknya posisi Paus sebagai pemimpin tertinggi dalam Agama Katolik. Padahal tidak demikian.

Dalai Lama bukanlah pemimpin spiritual tertinggi umat Buddha atau Buddhis sedunia. Ia bukan pula pemimpin tertinggi umat Buddhis dari tradisi Tibet atau Vajarayana (Tantrayana). Dalai Lama bahkan bukan pemimpin spiritual tertinggi dari aliran Gelug (salah satu aliran dari 4 aliran besar Agama Buddha di Tibet) yang ia yakini dan tempat institusi Dalai Lama berasal. Pemimpin atau kepala dari aliran Gelug sendiri disebut dengan nama gelar yaitu Ganden Tripa, yang sekarang (2015) bernama Thubten Nyima Lungtok Tenzin Norbu.

5. Posisi berpengaruh Dalai Lama
Posisi para Dalai Lama di Tibet menjadi lebih berpengaruh saat ia mulai masuk dalam politik dengan menjadi kepala Ganden Phodrang (Podrang) yaitu pemerintah sipil Tibet yang didirikan oleh Dalai Lama Ke-5 Lobsang Gyatso (1617 – 1682) dengan bantuan Gushi Khan dari Khoshut, Mongolia pada tahun 1642. Dalai Lama Ke-5 dikenal karena menyatukan jantung negeri masyarakat Tibet di bawah naungan aliran Gelug (Gelug-pa), setelah mengatasi pengaruh aliran Kagyu dan Jonan serta penguasa sekuler Pangeran Tsangpa.

Istana Potala, Lhasa, Tibet, tempat Dalai Lama bertahta sebagai kepala Ganden Phodrang
Istana Potala, Lhasa, Tibet, tempat Dalai Lama bertahta sebagai kepala Ganden Phodrang. Foto: wikipedia.org
Istana Potala di Lhasa didirikan pada 1645 menjadi tempat kediaman para Dalai Lama dan pusat pemerintahan sipil Tibet hingga Dalai Lama Ke-14 mengungsi ke India saat perlawanan warga Tibet terhadap usaha penyatuan Tibet ke dalam wilayah Tiongkok oleh pemerintah komunis Tiongkok pada tahun 1959. Kemudian Dalai Lama Ke-14 mendirikan Pemerintahan Tibet Pusat (Pemerintahan Tibet Dalam Pengasingan) yang berpusat di Dharamsala, India. Dalai Lama Ke-14 mengumumkan pengunduran dirinya sebagai kepala pemerintahan Tibet pada 10 Maret 2011.[Bhagavant, 14/6/2015, Sum]