Kamis, 16 Juni 2016

Menghargai Kesempatan Melatih Diri 16

Menghargai Kesempatan Melatih Diri
Bagian 16

Tidak menikmati media hiburan
Di rumah ada perangkat televisi, komputer, video, kamera dan sebagainya, ibarat orang mabuk ada arak di sampingnya, pemburu yang membawa senapan bersamanya, di samping setan kelaparan ada hidangan istimewa, melihat semua ini tangan pun jadi gatal, hati jadi tak sabar menikmati media hiburan ini.

Maka itu segala sesuatu yang merintangi kita melatih diri, semuanya haruslah disingkirkan hingga bersih, tidak boleh menyimpannya di dalam rumah. Ada orang yang bilang, kalau sedemikian rupa, bukankah hidupku jadi tak bermakna lagi? Tidak mungkin. Justru melatih diri merupakan kenikmatan hidup tertinggi, mendekati kualitas hidup Buddha dan Bodhisattva. 

Menfoto, nonton tv, ini cuma hiburan kecil orang duniawi, gaya hidup sedemikian adalah sangat rendah. Cobalah pikirkan, sejak jaman dulu hingga sekarang, di kamar penyepian para praktisi senior, mana ada kamera, televisi, tidak ada satu perumpamaan pun yang menggunakan gaya hidup modern lalu mencapai hasil.    

Benda materi di luar diri sesungguhnya adalah khayalan semu. Buddha Dharma menuntun-mu kembali ke jalan yang benar, jangan terlena dalam khayalan semu dan berkelana dalam roda samsara. Kenapa anda bersikeras memeluk yang semu dan tidak sudi melepaskannya, bahkan masih memiliki sebutan “lagi ngetren”, “gaya hidup”, “hobi”, sebagian besar dirantai kakinya oleh “keakuan”, semakin erat dirantai semakin mustahil untuk membebaskan diri.

Dalam sehari, meskipun hanya meluangkan waktu satu jam untuk belajar Buddha Dharma, namun juga bisa memperoleh manfaat selama beribu-ribu bahkan berpuluh-puluh ribu tahun.

Dalam kehidupan ini apabila dapat menimbun bekal untuk terlahir ke Alam Sukhavati, saat menjelang ajal terlahir ke Alam Sukhavati. Daripada menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk melakukan urusan duniawi (Dharma duniawi), lebih baik melakukan satu dari beratus-ratus juta bagian Dharma non duniawi (Buddha Dharma); daripada selama kalpa yang tak terhingga mengejar Dharma duniawi, lebih baik sehari meluangkan waktu satu jam digunakan untuk Buddha Dharma.

Kebahagiaan yang anda peroleh dari Buddha Dharma merupakan kebahagiaan yang selamanya. Memanfaatkan tubuh manusia ini untuk belajar Buddha Dharma, dapat mengeliminasi siksaan yang akan dijalani selama kalpa yang tak terhingga, memperoleh kedamaian kelak yang takkan pudar buat selama-lamanya.

Dengan mengembangkan Jiwa KeBuddhaan, selain membawa manfaat yang tak terhingga dan tanpa batas buat diri sendiri, juga dapat membantu semua makhluk di alam semesta yang tanpa batas, agar terbebas dari tumimbal lahir, manfaat yang begitu besarnya dapat anda wujudkan dalam diri anda sendiri, bahkan dalam satu kehidupan ini juga.

Lantas kenapa harus begitu dungu, menggunakan tubuh yang memiliki kesempatan melatih diri, untuk menciptakan benih karma tiga alam rendah? Mengapa harus menggunakan wadah yang begitu berharga untuk menampung kotoran? 

Ada orang yang memanfaatkan dengan baik tubuh manusianya sehingga berhasil mencapai KeBuddhaan, Bodhisattva, berhasil terlahir di Alam Sukhavati; sebaliknya ada pula yang menggunakan tubuh manusianya untuk melakukan kejahatan, sehingga jatuh ke tiga alam rendah. Inilah dua jenis hasil dari tahu menghargai atau tidak tubuh manusia ini.  

Kita harus mengenyahkan apa yang disebut dengan tren masa kini, kembali pada pelatihan diri, kembali pada Buddha Dharma, kembali pada kebenaran, kembali pada jiwa sejati. Seorang praktisi yang tidak tahu mengurangi keinginannya, tidak mampu meraih kebahagiaan dalam Dharma, orang begini sesungguhnya tidak memiliki pikiran benar! 

Jika keinginan saja tidak bisa dikurangi, lalu mengatakan melatih diri, maka ini adalah membohongi diri sendiri dan orang lain. Demi mengejar nafsu keinginan sehingga waktu terbuang sia-sia di dalamnya, masih bilang menghargai kesempatan melatih diri? 

Banyak orang yang menggunakan sebagian besar waktunya untuk mengejar kekayaan, mengejar kenikmatan hidup. Dia tidak sanggup menekan nafsu keinginannya, baik dalam soal makan, pakaian dan tempat hunian. Andaikata dia mampu menekannya maka hidupnya juga tak perlu begitu capek.  

Contohnya kacamata, kacamata standar biasa sudah bisa dibeli dengan harga seratus dolar, tetapi malah memaksakan diri harus membeli yang seribu dolar harganya; telepon genggam, yang harganya 200 dolar sudah bisa dipakai, tetapi malah harus membeli yang tiga atau lima ribu dolar; pakaian, yang 10 dolar sudah bisa dikenakan, tetapi malah harus membeli di atas seribu dolar yang bermerek. 

Andaikata semuanya harus mengejar yang kelas tinggi, bergaya, maka tentu saja jadi budak uang, harus bekerja keras dan bersusah payah. Sesungguhnya kehidupan yang bersahaja barulah tenteram.  

Petikan Kelas Belajar Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas
Edisi 207
Laporan belajar dari Venerable Zi-liao
Tanggal 5 Maret 2016
Bertempat di Pure Land Learning College Association, Australia

珍惜暇滿人身寶
(十六)

戒娛樂器具
家裡有電視機、電腦、攝像機、照相機等等,就像酒鬼身邊有了酒,獵人身邊有了槍,餓鬼身邊有了美味一樣,看到手就發癢,心就按捺不住。所以都是障道的冤家,一律要清除乾淨,不能留在屋裡。
有人說:這樣我的生活就沒情趣、沒品味了。
不會的。修出離心、菩提心、無二慧是生活最高的品味,是往佛菩薩的品位上靠。拍拍照、看看電視,這是庸俗世間的一點樂趣,品味是非常低的。想一想,古今大修行人的關房裡有什麼照相機、電視機,沒有一例是以現代生活方式而成就的。
外物本來虛假不實。佛法是喚你回頭、不要迷在幻化的客塵裡虛生浪死。你倒抱著假相不放,還美其名曰「時尚」、「有品味」、「有情趣」,多半是給「自我」銬上幾副「美麗」的鐐銬,愈銬愈脫不開。
一天之中哪怕在佛法上花一小時,也能得到千萬年的利益。《賢愚經》上講,稍微對三寶做供養,就得到人天九十一劫的圓滿,何況是緣著正法殷重的聞思修,利益更加不可思議。這一生能努力的修積往生資糧,臨終就往生極樂世界了。耗那麼多時間、精力做世間法,不如做出世間法的億億分之一;無量劫追求世間法,不如一天一個小時花在佛法上的意義大。
你在佛法上得到的是永恆的樂。利用這個人身,能把無量劫要受的苦徹底消盡,能得到盡未來際永不退失的安樂,能徹底顯發佛性功德,能得到無窮無盡的法樂受用,再幫助盡虛空界的眾生脫離輪迴,這樣大的義利是在你這個人身上就能實現的,而且是一生就能成就的。為什麼這麼糊塗,把一切暫時、究竟利樂所依的如意寶,用來造集三惡趣的業因?為什麼用無價的金器使勁的裝糞呢?有人善用人身成了佛、菩薩、往生了極樂世界;有人用人身造業,使自己淪為旁生、餓鬼、地獄眾生。這就是珍不珍惜人身的兩種結局。
我們要去掉虛假的生活,由一整套假相包裝起來的所謂「現代」方式要盡情拋掉,拋掉了就回歸到了道上,回歸到了法上,就返樸歸真,回到了本心,也就能與道相親,道心純厚。修道人不能做到少欲,不能樂在道中,就是沒有道心!儒者求道尚且「食無求飽,居無求安」。禪者用功,連自己都要忘掉,其他哪裡是究竟法呢?如果不能少欲還說「珍惜暇滿」,那就成了自欺欺人。因為任貪欲膨脹,大量的時間都被耗在裡面,還說什麼珍惜暇滿呢?
很多人大多數時間用在賺錢、追求享受上。他對生活的要求降不下,吃穿用度降不下。能降下來,也不至於這麼累。像眼鏡,普通的一百塊就能配,非要配上千塊的;手機,兩百塊的就能用,非要買三、五千塊的;衣服,幾十塊就能穿,非要買上千塊的名牌。什麼都追求高檔、時尚,當然就成了金錢的奴隸,不得不辛苦勞作了。其實,儉樸的生活才省心、才安樂。

無量壽經科註第四回學習班  自了法師、妙音  (第二O七集)  2016/3/5  澳洲淨宗學院



Sumber : Mitra Sejati