Kamis, 16 Juni 2016

Merenungkan Ketidakkekalan 04

Senantiasa Merenungkan Ketidakkekalan
(Bagian 4)


4. Saat Makan
Setiap tiba waktu makan, merenungkan : Betapa leluasanya kalau bisa terlahir ke Alam Sukhavati, dengan pemberkatan kekuatan tekad Buddha Amitabha, segala keperluan dengan sendirinya bisa terwujud sesuai dengan keinginan.

Ketika timbul keinginan untuk makan, perlengkapan makan yang terbuat dari tujuh mustika akan muncul dengan sendirinya di hadapan kita. Menu makanan dan minuman istimewa yang tak terhingga terpenuhi dengan sendirinya. Semuanya terwujud sesuai dengan keinginan hati, tidak perlu bersusah payah cari nafkah.

Juga tidak perlu capek-capek mengunyah dan menelan, hanya dengan melihat dan mencium aromanya, maka dalam pikiran telah selesai menyantapnya, dengan sendirinya merasa kenyang dan puas.  

Ketika keinginan makan timbul lagi maka pemandangan serupa juga akan muncul kembali. Maka itu dikatakan bahwa Buddha Amitabha begitu bermaitri karuna, setelah menjemput kita ke Alam Sukhavati, kita dapat sepenuhnya fokus dalam pelatihan diri dan tidak perlu sibuk bekerja lagi.

Lalu renungkan lagi bahwa di dunia ini demi membuat satu hidangan, dibutuhkan waktu dan tenaga untuk membeli bahan, mencuci, ditambah lagi banyak kesibukan, berapa banyak waktu yang telah terpakai?

Meskipun kita bervegetarian, kadang kala juga bisa mencelakai makhluk hidup, apalagi bagi yang tidak bervegetarian maka menciptakan lebih banyak karma pembunuhan. Kemudian makanan selezat apapun yang sudah masuk ke mulut, melalui proses pencernaan, hasilnya juga adalah sama, yang paling dibenci oleh manusia yakni kotoran dan air seni.

Manusia bertumimbal lahir tak lain adalah demi makanan dan urusan pria wanita, cuma demi dua hal ini telah membuat manusia sibuk tak menentu, sepanjang hidup segala daya upaya dituangkan pada kedua hal ini.

Terpikir sampai di sini, maka akan merasa kehidupan di alam saha sungguh tak bermakna, saya harus segera terlahir ke Alam Sukhavati, bila sampai pada kelahiran berikutnya, masih jatuh lagi ke alam saha, maka akan terpengaruh lagi oleh karma kolektif dunia ini. Saat itu kembali melewati kehidupan yang tanpa makna, ibarat kembali ke penjara dunia, kembali menjalani hukuman selama berpuluh-puluh tahun.

Bayangkan, begitu anda bertumimbal lahir, maka apa yang anda pelajari selama berpuluh-puluh tahun, semuanya akan terlupakan, harus belajar lagi dari awal. Sejak bayi sudah harus sekolah sampai belasan tahun lamanya, akhirnya memperoleh hasil mata rabun jauh, jiwa raga sudah kelelahan dan menua.

Setelah menamatkan pendidikan sudah berusia 20 tahun sekian, harus mulai berkarir. Melihat perkembangan dunia, persaingan yang terjadi akan kian menggila, tekanan hidup yang harus dihadapi juga kian hari kian berat. Siang malam melebur dalam kesibukan, begitu punya kesempatan istirahat, kelelahannya sudah sampai pada batas maksimal.

Namun oleh karena hatinya diliputi kekacauan, harusnya rileks, menyeimbangkan jiwa dan raga, tapi malah menggunakan nyanyian dan tari-tarian, internet, merokok, minum arak, mengira dengan cara begini bisa menghibur diri, padahal sama sekali tidak memperoleh istirahat.

Kemudian sampai pada usia menikah, setelah menikah tekanan semakin besar. Pekerjaan yang begitu mendesak, beban rumah tangga yang berat, ditambah harus menghidupi orang tua, sebelum memiliki keuangan yang mantap tidak berani punya anak............dalam tekanan dan serba ketidakberdayaan sampailah pada usia lanjut.

Usia lanjut merupakan kondisi yang sungguh memprihatinkan, siapa yang sudi peduli pada orang tua, sehingga harus dilewati dalam kesepian, dalam menjalani siksaan akibat didera penderitaan usia tua dan sakit, kemudian meninggal dunia.

Demikianlah satu siklus kehidupan berakhir begitu saja, dalam ketidakberdayaan hanya bisa mengikuti arus tumimbal lahir melanjutkan perjalanan samsara yang begitu menyusahkan, melelahkan dan penuh kesengsaraan.............

Bila anda merenungkan secara mendalam, maka anda akan memahaminya, apa maknanya lahir ke dunia ini? Maka itu harus membulatkan tekad, saya takkan berputar lagi di dalam lingkaran tumimbal lahir yang melelahkan ini, saya mesti terlahir ke Alam Sukhavati.

Sampai di Alam Sukhavati, mengakhiri segala derita, barulah kemudian kembali lagi ke dunia ini guna menyelamatkan makhluk lainnya, saat ini status anda adalah Suciwan, takkan dililit oleh ikatan lagi. Maka itu kelahiran kali ini harus menjadi yang terakhir kalinya, setelah menjelang ajal mesti terlahir ke Alam Sukhavati.

Saat makan juga merenungkan, hari ini saya dapat menikmati semangkok nasi ini, sungguh bersyukur, maka itu harus giat melatih diri, menimbun bekal terlahir ke Alam Sukhavati. Meskipun menderita di Alam Manusia, namun masih bersyukur tidak terlahir di Surga, karena keadaannya terlalu menyenangkan sehingga tidak punya waktu melatih diri. Kalau jatuh ke tiga alam rendah, maka di sana terlalu sengsara, setiap hari menjalani hukuman siksaan, juga tidak bisa melatih diri. 

Hari ini saya bisa terlahir sebagai manusia yang mempunyai kesempatan melatih diri, maka saya harus rajin barulah tidak bersalah terhadap waktu sehari ini. Kalau menyia-nyiakan hidup maka ini sungguh bodoh adanya!

Petikan Kelas Belajar Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas
Edisi 220
Laporan belajar dari Venerable Zi-liao
Tanggal 21 Mei 2016
Bertempat di HK Buddhist Education Foundation
Kode Artikel 02-042-0220


時時憶念死亡無常
(四)

(四)食時警策
每天吃飯的時候要想:生入極樂世界是多麼的逍遙自在,有阿彌陀佛福德力的蔭庇,一切的受用應有盡有。比如想要受用飲食,自己面前就自然現前七寶所成的缽,裡面自然盛滿百味清淨妙食,全部隨心顯現,完全不需要勞作。不必使用牙齒、舌頭等,僅僅依靠見色聞香、意識領略便受用完畢,自然飽足。而且能夠使身心柔軟,不會產生染著心。並且享用之後會自然化去,再想吃的時候還會再次出現。所以說,阿彌陀佛是多麼的慈悲,把我們攝受到極樂世界之後,我們就可以全身心的投入到修法當中,再不必有任何的勞作,不會再製造任何的苦因。用現在的話來講,就是實現了真正的全自動化,一切都是阿彌陀佛妙心的顯現,這多好啊!
再想想看,我們現在為了吃一頓飯,又是買,又是洗,還要做各種加工,加起來要花費好幾個小時。而且我們現在吃的東西,雖然只是素食,但也會間接傷害生命,更何況很多人還不是完全吃素,那會造下更多的染污業因。還有,依靠這個不清淨的色身,再如何色香味俱全的美食入口之後就變了樣,只要一經牙齒咀嚼,再被唾液濕潤之後,就會像嘔吐物一樣,到最後只能成為最令人厭惡的屎尿。

更可悲的是,在我們這個世界裡面,尤其是南贍部洲的人類,整天忙忙碌碌,日日夜夜奔波勞累,不過就是為了養家糊口而已。就像《羅狀元醒世詩》中說的那樣:「辛苦到頭還辛苦,奔波一世枉奔波。」在這個欲界裡投胎,無非是為了飲食、男女這兩件事,就把人忙得團團轉,一生的精力都搭進去了。想到在這個娑婆世界過日子實在是沒意義,我一定要早一點去極樂世界。否則到了來世,如果還生在人間(這算是比較幸運了),生在這個地球上面,就一定會受這個世界共業的影響。到時候還要再過一次這樣無意義的人生,就像再進一次監獄那樣,又要服幾十年的徒刑。

想想看,你來世一出生,這一世幾十年學的知識全忘了,還得從頭學習、讀書。從幾歲開始,至少要讀十幾年,結果學成個近視眼,身心已經是未老先衰了。畢業後,到了二十多歲,就要開始工作。按現在這種情形看來,那時社會、經濟的發展只會是愈來愈快,競爭會更加的激烈,生存在這個世界上要面臨的壓力也會愈來愈多。每天為了忙生活,從早到晚的奔波,一週下來,已經累得精疲力盡。但是由於自己的心非常的浮躁、錯亂,儘管很想放鬆,調節身心,但只能依靠歌舞、上網、抽煙、喝酒等的染污事來麻痺自己的神經,實際上根本得不到真正的休息。很快又要成家,婚後的壓力更大。緊張的工作、沉重的房貸,加上贍養老人,沒有一定的經濟基礎都不敢養小孩……在各種壓力和無奈下很快就到晚年了。那時孤單寂寞,在病苦和老苦的折磨下很快就死了。不得不繼續下一輪的辛苦和奔波……

你設身處地的想一想就會明白,來這人間到底有什麼意思呢?所以要立誓,我以後再不要由業力的驅使投生到這個輪迴裡面了,我一定要往生到極樂世界。到了那裡,一切的辛苦、無意義就徹底結束了,到時候再回來,那就是聖者再來,再不會被這些塵勞束縛、拖累了。所以,能早就盡量早點去,現世就生到極樂世界,不要拖到來世。

另外,正在端起碗吃飯的時候,也要作無常想。也就是提醒自己,今天我還活著,還在吃飯,確實不容易。畢竟這世界上的死緣太多,活到今天還沒死算是很幸運了。所以我一定要利用好這一天來修集往生資糧。現在我生在人間,對於解脫輪迴來說,可以算是真正的大好時光。因為如果生在欲界天,那裡太享樂了;住在色界、無色界的禪定當中,也根本沒辦法修法;如果墮落下界三惡趣,更是每天在痛苦中煎熬,也不能修法。如今,我往昔的善業現前,投生為人,才有了這樣一種相對安定的心境。那麼我一定要把時間用在修法上,才對得起這一天。否則就是浪費人生,那是何等的愚痴啊!

像這樣,每頓吃飯的時候都要提起正念,想到輪迴無意義,我一定要把握好今生這次機會,往生到極樂世界。從而讓自己的心轉到修集往生資糧的意樂上。

無量壽經科註第四回學習班  自了法師 (第二二O集)  2016/5/21  香港佛陀教育協會  檔名:02-042-0220


Sumber : Mitra Sejati