Kamis, 16 Juni 2016

Merenungkan Ketidakkekalan 03

Senantiasa Merenungkan Ketidakkekalan
(Bagian 3)

3. Kala Bangun Pagi
Melalui pengamatan semalaman, andaikata tekad diri belum bulat, maka harus senantiasa mengingatkan diri sendiri supaya rajin-rajin melatih diri. Kalau tidak demikian, bila ditunda-tunda terus, maka hari demi hari berlalu, persoalan batin juga tidak dibereskan, padahal semua ganjalan hati ini tidak bisa lenyap dengan sendirinya, namun akan tinggal terus di hati, menjadi penghalang bagi upayamu terlahir ke Tanah Suci Sukhavati.

Maka itu mesti memotivasi diri sendiri agar serius menimbun karma suci, ibarat petani yang bangun pagi-pagi untuk menanami lahan sawahnya, petani ini tahu bahwa saat musim tanam, seharipun tidak boleh absen untuk mengerjakan sawahnya, harus mengorbankan banyak daya upaya barulah ada hari panen.

Demikian pula kita menimbun karma suci, mesti setiap hari serius membangkitkan keyakinan, membulatkan tekad dan mengamalkan (melafal Amituofo). Kalau tidak rajin, saat menjelang ajal tentu sulit untuk terlahir ke Alam Sukhavati dengan bebas tanpa rintangan.

Mentari yang terbit di ufuk timur adalah ibarat burung emas yang terbang tinggi di angkasa, sekejab saja sudah terbenam di ufuk barat. Waktu berlalu begitu cepat, masa yang indah tanpa disadari telah mengalir pergi. Maka itu harus menggenggam erat setiap detiknya untuk menimbun karma suci.

Sebagian orang dalam menjalani karir atau usahanya, begitu lincah dan gesit, sama sekali tidak sudi membuang waktu sedetikpun, terutama dalam menikmati Lima Nafsu (gemar akan harta, rupa, ketenaran, makanan dan tidur). Sebaliknya terhadap Buddha Dharma malah menunda-nunda, sehingga tanpa terasa ajal sudah menjelang.

Kita semua dapat membayangkan waktu setahun itu ada berapa panjang? Tahun kemarin ibarat hari kemarin, coba bayangkan beberapa puluh tahun lagi, maka kehidupan ini pun berakhir. Segala daya upayanya mengejar urusan duniawi, adakah gunanya kini?

Maka itu hal ini haruslah jelas dipahami, harus menaklukkan hati sendiri, harus mengetahui bahwa mengejar segala urusan duniawi adalah menciptakan benih kesengsaraan bagi diri sendiri, ibarat minum racun. Anda semakin rakus, berusaha mengejar lebih banyak lagi, maka di hadapan telah menanti kesengsaraan yang tak berujung, entah kapan barulah bisa usai.

Di sisi lain, anda harus memahami bahwa meskipun cuma melafal sepatah Amituofo saja telah membawa pada anda, nilai tertinggi tiada taranya. Oleh karena kesuksesan yang paling bermakna tak lain adalah keberhasilan terlahir ke Alam Sukhavati, mengakhiri semua penderitaan.

Manusia hidup di dunia ini adalah ibarat seekor ikan yang ditaruh di dalam wadah yang airnya kian berkurang, tidak bisa hidup untuk waktu yang lama.  Sedangkan karir atau usaha kecil kita di dunia ini, adalah ibarat burung layang-layang yang membuat sarang di bawah atap rumah, beberapa bulan kemudian burung layang-layang harus terbang meninggalkan sarangnya, jadi betapa bagusnya sarang tersebut dibuat, juga tidak bermakna sama sekali.

 Ini menyatakan pada kita bahwa hidup ini begitu singkat, jadi tidak perlu membuat rencana jangka panjang di dunia ini. Segala rencana untuk bertahan hidup adalah serupa dengan burung layang-layang membuat sarang, asalkan bisa menafkahi hidup sudah cukup, tidak perlu menghabiskan banyak pikiran untuk bidang karir atau usaha.

Manusia yang hidup pada era sekarang ini, dikarenakan banyak belajar konsep-konsep yang salah arah, sehingga memandang diri sendiri terlalu hebat,  juga memandang dunia ini terlampau bermakna. Mengira bahwa seiring majunya ilmu dan tehnologi maka dunia akan jadi membaik, sehingga harus memikirkan segala cara untuk meningkatkan harga diri.

Kenyataannya, dunia ini hanyalah tempat singgah sementara, hanya saja hati orang awam sebegitu sempitnya, sehingga memandang dunia ini terlampau luas, akhirnya urusan-urusan duniawi yang membuang banyak waktu dan tenaga sia-sia, telah melilit dirimu.

Padahal bila pandangan bisa diarahkan lebih jauh ke depan, maka akan menemukan bahwa banyak hal di dunia ini adalah sungguh tidak bermakna, pada akhirnya bukankah juga sedemikian rupa adanya?

Setelah berpikir begini maka harus bulatkan tekad, saya harus terlahir ke Alam Sukhavati, ini barulah urusan besar dan penting yang penuh makna. Maka itu janganlah mendambakan dunia yang kecil ini.

Maka itu haruslah giat menimbun karma suci, setiap pagi waktu bangun, harus mengingatkan diri sendiri untuk membangkitkan pikiran benar (melafal Amituofo), mengingatkan diri sendiri agar urusan yang bisa dikurangi dihapus saja, waktu yang ada digunakan untuk menimbun karma suci, bekal untuk terlahir ke Alam Sukhavati.

Petikan Kelas Belajar Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas
Edisi 220
Laporan belajar dari Venerable Zi-liao
Tanggal 21 Mei 2016
Bertempat di HK Buddhist Education Foundation
Kode Artikel 02-042-0220


時時憶念死亡無常
(三)

(三)晨起警策
通過晚上臨睡時的觀察,如果發現自己心上存在不能往生的因素,就要警策自己好好修行。否則一天天這樣過去,不去解決,這些問題不會無緣無故的消失,始終會留在你的心裡,障礙你往生。

所以要策勵自己,每天都實實在在的修集往生資糧,要在這方面下功夫。好比說農民,每天一早起來就要去種田,他知道,在農忙的幾個月裡,一天不工作都不行,必須有這麼多的勞作才會有收成。我們積累往生資糧也是這樣,必須每天腳踏實地的在信願行方面努力。如果每天都不用功,到臨終的時候也很難順利往生極樂世界。

《西齋淨土詩》中說:「須臾入海還飛上,頃刻升天又落西。」意思是說,太陽在很短的時間裡從海中升起,像一隻金鳥一樣飛上天空,很快又落到了西方。這是告訴我們時間過得非常快,大好的時光瞬息之間就流逝了。所以一定要抓緊時間投入到淨業的修持當中。

很多人對於世間法方面非常勤快,一點也不拖延,凡是五欲受用方面,絕對是刻不容緩,馬上就要去享用。但是對於佛法上的事總是推到一邊,今天推明天,明天推後天,這樣因循度日,最終必定道業難成。因為成辦往生極樂世界的資糧靠的就是你這一生的努力。你要是不努力,一天天就這麼過去了。像這樣,很快一週、一月、一年就過去了。我們都能想到,一年到底有多長,想想去年好像就在昨天,再想想未來,也就只有幾十個這樣的日子,然後就結束了。而在這每一天裡面,你人生日曆上記下的淨業功課都是零蛋,這樣下去,到臨終的時候怎麼辦?最起碼你每天要在自己人生的日曆上寫下一半的淨業功課,這樣一生幾萬天下來,才不會覺得自己這輩子白活了。到臨終的時候才會有把握往生極樂世界,否則其他世間的事做得再多能有什麼用呢?

所以,一定要在這上面辨別清楚,要說服自己的心,這關係到未來生生世世的苦樂、關係到你的生死大事。這個問題,一方面你要認識到,做世間的事都是在給自己製造苦因,就像吃毒藥一樣。你愈貪著,做得愈多,沉溺輪迴的因就愈多,前面等待自己的就只有漫無邊際的苦,不知道哪一天能結束。另一方面,你要清楚的知道,如果能夠修持淨業資糧,哪怕念一聲佛號都有無量的價值。因為最有意義的事莫過於成功往生到西方極樂世界,一往生就徹底了結了無量劫的惑業牽纏、無量劫的苦。所以我這一生最重要的事就是衝出生死輪迴,進入極樂世界。

另外,我們要看清楚這個世間的真相。《淨土詩》中說:「此界猶如魚少水,微生只似燕巢簷。」意思就是,這個世界上的人,就像一條魚放在少得可憐的水裡那樣,不可能活很長時間。而我們在世間做的那些小小的生計,就像燕子在屋簷下搭的巢一樣。幾個月後燕子就必須得飛走,所以巢搭得再好也沒什麼大的意義。

這就是告訴我們生命短暫,沒必要對這個世界上的事做很多長久的打算。尤其是我們要認識到,依靠暫時的因緣活在這個世界上,就像一隻燕子偶爾停留在屋簷下那樣。所做的一切維持生活的事就像搭巢一樣,能維持生命就可以了,沒必要在世間的事業上花那麼多的心思,浪費那麼多的精力。

當今時代的人,由於從小薰習了很多錯誤的觀念,把自己看得過重,也把這個世界看得過於有意義。認為隨著科技的發展,這個世界愈來愈美好,有必要做各種各樣的事來實現人生的價值。其實,這些都只不過是非理作意而已。就像詩中所說那樣,整個世界就是這麼一回事,只是暫時停留的地方。自己就像是待在一個巢穴裡的燕子一樣,很快就會死亡。只是凡夫人的心很小,又把這些世間的事看得太大,結果這些世間瑣事就把你的心完全佔據了。其實把目光放長遠一些,就知道做很多世間上的事沒多大意義,到頭來也不過如此。這樣想了之後,就要下定決心,我一定要往生到極樂世界,這才是真正有意義的大事,才能讓我的生命得到真正的昇華,獲得真正的自在。所以我絕不留戀這個巢穴一般的世界!

這樣想清楚之後,就要抓緊時間,勤修淨業。每天早上都要這樣來提起正知正念,警策自己在這一天當中,其他的瑣事盡量能減則減,一定要精勤成辦淨業,積聚往生資糧。

無量壽經科註第四回學習班  自了法師 (第二二O集)  2016/5/21  香港佛陀教育協會  檔名:02-042-0220



Sumber : Mitra Sejati