Kamis, 30 Juni 2016

Rupang Buddha Amitabha Melihat Ke Belakang

Rupang “Buddha Amitabha Melihat Ke Belakang”


Rupang “Buddha Amitabha Melihat Ke Belakang” ini, tingginya sekitar 77 cm, dikenal sebagai salah satu dari enam besar Rupang Buddha Amitabha di Jepang. Keistimewaannya adalah Rupang Buddha memutar kepalaNya ke arah kiri dan melihat ke arah belakang; wajahNya damai dan bersukacita, senantiasa menatap ke belakang apakah para makhluk ada melafal Amituofo, apakah mereka ada berusaha mengikutiNya? Buddha Amitabha senantiasa mengkhawatirkan kondisi para makhluk yang berada di belakangNya, adakah terus mengikutiNya?  Maka itu menatap ke belakang dan menanti, sungguh mendalam maha maitri maha karunaNya!  

Rupang Buddha sedemikian jarang dijumpai di dunia ini, konon pernah muncul di Provinsi Sichuan, Tiongkok, namun sekarang telah hilang, juga sulit dilacak, karena itu Rupang “Buddha Amitabha Melihat Ke Belakang” yang berada di Aula Yong Guan (Jepang )  ini menjadi tunggal tiada duanya.

Kisah asal muasal Rupang “Buddha Amitabha Melihat Ke Belakang”

Menurut legenda pada tahun 1082 bulan ke-2 hari ke-15, pada pagi hari Master Yong Guan sedang melakukan cavkramana sambil melafal Amituofo, tiba-tiba melihat Buddha Amitabha hadir di hadapannya, menemaninya melakukan cavkramana (sambil berjalan sambil melafal Amituofo). Master Yong Guang merasa tercengang, terharu, tanpa terasa langkah kakinya jadi pelan, makin jauh terpisah dari langkah kaki Buddha. Ketika sedang ragu, tiba-tiba Buddha Amitabha menatap ke belakang, sambil tersenyum dan berkata padanya : “Yong Guan, anda terlalu lamban!”

Ucapan Buddha Amitabha ini, memiliki makna ganda, pertama adalah langkah kaki Master Yong Guan terlalu lamban, kemudian menyadarkan dirinya : Saya telah menantimu selama sepuluh maha kalpa! Sepuluh kalpa yang lampau, urusan kelahiranmu ke Alam Sukhavati, sejak awal telah Kupersiapkan, hari ini kamu mulai melafal Amituofo, sungguh terlambat! Dibilang terlambat juga tidak terlambat, saat melafal Amituofo adalah saat jalinan jodoh memperoleh pembebasan menjadi sempurna, namun satu kalimat “Yong Guan, anda terlalu lamban!” telah mencakup hati karuna Buddha Amitabha yang tanpa batas yang begitu mendesak untuk menyelamatkan semua makhluk.

Master Yong Guan begitu berterimakasih pada Buddha Amitabha, demi membulatkan tekadnya, demi menyebarkan bimbingan Buddha Amitabha terhadap semua makhluk; yang senantiasa menatap ke belakang untuk memperhatikan apakah para makhluk ada mengikutiNya atau tidak, maka itu Master Yong Guan mengundang seorang  pengrajin untuk membuat Rupang “Buddha Amitabha Melihat Ke Belakang”, untuk diwariskan kepada generasi selanjutnya.



Cahaya Sukacita