Uraian Tentang “Sepuluh Tekad Bodhisattva Samantabhadra”
Apakah kita telah mengamalkan “Sepuluh Tekad Bodhisattva Samantabhadra”?
1. Bernamaskara Menghormati Para Buddha
Tekad yang pertama adalah “Bernamaskara menghormati para Buddha”, apakah kita memperlakukan semua makhluk dengan tulus dan hormat? Semua makhluk di dalamnya juga mencakup gunung, sungai, permukaan tanah, bunga, rumput dan pepohonan. Insan suci dan bijak Tiongkok kuno mengajari kita, bait pertama dari Li Ji (klasik tata cara dan seremonial, salah satu dari lima klasik Ajaran Konfusius), adalah “Tidak ada yang tidak dihormati”.
Apakah bentuk penghormatan yang tulus ini, bagus atau tidak, ini adalah mustika bernilai atau sampah, sekarang ada orang yang memandang hasil karya insan jaman dahulu kala, sebagai sampah, sudah sepantasnya dibuang.
Berbakti pada ayahbunda dianggap sebagai sampah dan tidak dikehendaki lagi, tidak berbakti malah dianggap bagus; demikian pula dengan menghormati guru juga dianggap sebagai sampah, tidak dikehendaki lagi. Semua ajaran insan jaman dahulu dianggap sebagai sampah dan tidak dikehendaki lagi, maka harus mempersiapkan diri menghadapi bencana di depan mata.
Insan jaman dulu memberi kita hal yang sehat, ibarat makanan, benar-benar yang dapat menyehatkan. Makanan masa kini mengandung pengawet yang setelah dikonsumsi menimbulkan beragam penyakit, anda malah menyukainya, makanan sehat sudah diabaikan, malah suka pada makanan seperti ini, hingga mati pun juga tidak tahu apa sebabnya, sungguh memprihatinkan!
Ajaran tradisional Tiongkok membawa padamu jiwa raga yang sehat, membawa padamu kebahagiaan, membawa pada masyarakat ketenteraman, perdamaian dunia, tetapi anda malah tidak mau, maka tidak berdaya lagi.
Saya ini tidak berpengetahuan juga tidak memiliki kebijaksanaan, ajaran insan suci dan bijak tempo dulu, hanya sedikit saja yang dipelajari. Tetapi saya tahu membedakan mana barang yang berkualitas, saya tahu bahwa ini adalah ajaran yang bagus.
Saya ingin belajar namun usiaku sudah terlampau senja, sekarang hanya bisa membangkitkan ketulusan melafal Amituofo, bertekad terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, selain ini, meskipun hatiku ingin melakukannya, namun kekuatan tidak mencukupi, ini adalah ucapan serius.
Semoga di dunia ini akan muncul seorang sosok penyelamat dunia, bagaimana barulah bisa menyelamatkan dunia? Dapat menahan penderitaan, bersedia menaati tata krama, menceramahkan kembali ajaran insan suci dan bijak tempo dulu. Selain bisa berceramah juga sanggup mengamalkannya.
Menceramahkan dengan jelas dan mudah dipahami, mengajari manusia di dunia ini, dengan demikian maka dunia ini dapat terselamatkan. Pengalaman kami di Tangchi menemukan bahwa ternyata manusia mudah dididik. Mulanya kami memperkirakan butuh waktu 2 atau 3 tahun baru bisa terlihat hasilnya, tak terduga hanya dalam jangka waktu 3 atau 4 bulan, hasilnya sudah terlihat, kami sempat tercengang!
Bahkan semua guru juga merasa terkesima, bagaimana ternyata manusia bisa begitu mudah dididik? Hanya saja tidak ada yang mendidik! Ini membuktikan ucapan insan jaman dulu yakni “Sejak semula sifat dasar manusia adalah bajik”, juga membuktikan ucapan Buddha yakni “Semua makhluk sesungguhnya adalah Buddha”, begitu dididik langsung paham.
Maka itu bila berniat “Meneladani Bodhisattva Samantabhadra”, kita harus membina etika moral diri sendiri, mengamalkan “Sepuluh Tekad Bodhisattva Samantabhadra”, ini merupakan standar yang tinggi.
Apa bedanya kebajikan yang dimiliki oleh Bodhisattva Samantabhadra dengan Bodhisattva Mahayana lainnya? Sesungguhnya adalah serupa, hanya saja kelapangan hati yang berbeda. Lihatlah hati Bodhisattva Samantabhadra yang tanpa batas, kelapangan hati para Bodhisattva tiada yang seluas Bodhisattva Samantabhadra, berapa luas kelapangan hatiNya? Yakni memenuhi Dharmadhatu dan seluruh semesta alam, bila ditinjau dari Buddha Dharma Mahayana, maka tidak ada satupun makhluk yang bukan merupakan Buddha.
Hati Bodhisattva Samantabhadra adalah seluas semesta alam dan Dharmadhatu, tiada yang tidak mampu dirangkulNya, maka itu Bodhisattva Samantabhadra melakukan namaskara kepada para Buddha, para Buddha yang dimaksud adalah semua makhluk, meliputi dari tingkatan teratas, para Buddha Tathagata, hingga tingkatan terbawah yakni makhluk Neraka, juga mencakup pepohonan, bunga dan rerumputan, bahkan hingga gunung, sungai dan permukaan tanah, hingga seluruh angkasa luar, tiada yang tidak dirangkulNya, hati yang sedemikian lapang.
Namaskara yang dilakukan oleh Bodhisattva Samantabhadra, meskipun hanya sekali saja namun hasilnya sungguh tak terbayangkan, beda dengan yang dilakukan oleh orang awam seperti kita.
Namaskara yang dilakukan oleh Bodhisattva Samantabhadra sungguh tak terbayangkan! Seluruh makhluk di semesta alam juga dipikirkanNya, betapa unggulnya jasa kebajikan ini! Bernamaskara dan menghormati para Buddha tidaklah mudah, seluruh semesta alam dan seluruh isinya, tidak ada yang ketinggalan.
2. Memuji Tathagata
Demikian pula dengan memuji Tathagata, juga merupakan kondisi batin yang begitu luasnya. Buddha Sakyamuni membabarkan kepada kita seperti yang tercantum di dalam sutra, Bodhisattva yang tidak melatih pelaksanaan tekad Bodhisattva Samantabhadra, tidak dapat menyempurnakan Jalan KeBuddhaan. Bodhisattva Samantabhadra adalah Bodhisattva Calon Buddha, setingkat diatasnya adalah Buddha, dengan demikian maka tercapailah kesempurnaan.
Sepuluh butir tekad ini harus senantiasa diingat dan ditaruh di dalam hati, bersungguh-sungguh mengamalkannya setiap saat.
3. Memberi persembahan
Mengerahkan segenap kemampuan dan dengan apa adanya, berapa besar kemampuanku, memberikan persembahan dengan adil dan merata. Keunggulan dari Bodhisattva Samantabhadra adalah tidak membeda-bedakan dan melekat, memberi persembahan dengan setara, adil dan merata, di dalam hatiNya semua makhluk adalah Buddha. Memberi persembahan kepada siapapun juga adalah memberi persembahan kepada Buddha, memberi persembahan kepada serangga dan semut sekalipun, juga adalah memberi persembahan kepada Buddha, ketulusan dan penghormatan yang meskipun sekecil ini juga selamanya takkan berubah bagi diriNya.
4. Bertobat atas karma buruk
“Bertobat atas karma buruk”, baik pada masa kelahiran lampau maupun sekarang, tabiat kita amat berat, baik sengaja maupun tidak sengaja melakukan banyak karma buruk, setiap hari melakukan pertobatan”.
5. Ikut bersukacita atas jasa kebajikan yang dilakukan insan lain.
Hal ini amat penting, karena dapat meredam keangkuhan dan rasa iri hati diri sendiri. Melihat orang lain melakukan perbuatan baik, bukan hanya tidak boleh iri hati, tetapi harus membangkitkan hati yang penuh sukacita, memberi pujian padanya.
Andaikata diri sendiri memiliki kemampuan untuk membantunya, maka harus membantunya agar berhasil, ini adalah ikut bersukacita.
Seberapa besar jasa kebajikan yang dilakukan orang itu, maka jasa kebajikan yang anda peroleh juga sama besarnya, oleh karena anda ikut bersukacita, jadi buat apa malah merintanginya?
Ikut bersukacita, tidak perlu mengeluarkan tenaga, namun jasa kebajikan bisa diperoleh. Jika sebaliknya malah menghalanginya karena iri hati, maka karma buruk yang diciptakan adalah amat berat, seberapa luas dampak akibat perbuatan baiknya, juga seberapa lama pengaruh yang ditimbulkan akibat perbuatan baiknya, inilah balasan karma buruk yang kelak harus anda terima.
Maka itu haruslah bermawas diri, apalagi karma buruk ini amat mudah dilakukan oleh sebagian orang.
6. Memohon perputaran roda Dharma
Memohon perputaran roda Dharma adalah memohon ceramah Dharma, siapa yang harus diundang? Mengundang orang adalah hal yang susah, lebih baik mengundang diri sendiri, mengundang diri sendiri untuk belajar berceramah, ini lebih bisa diandalkan, mengundang orang lain tidak bisa diandalkan, memohon pada orang lain lebih baik memohon pada diri sendiri.
Sehingga pada masa muda, hal ini memaksa kami untuk membangkitkan niat belajar berceramah. Melihat penderitaan para makhluk dan memberi ceramah Dharma adalah hal yang bagus, mengapa tidak melakukannya? Haruslah meneladani Buddha Sakyamuni, sepanjang hidup menekuni karir ini, bahkan juga merupakan kerja sosial, tidak menerima uang sekolah, apapun tidak diperhitungkan.
Diantara murid yang mampu memberi persembahan, boleh diterima, asalkan kehidupan bisa dilewati maka ini sudah cukup, kelebihannya boleh meneladani Master Yin Guang, melakukan misi menyebarluaskan Buddha Dharma memberi manfaat bagi semua makhluk.
Master Yin Guang memanfaatkan dana persembahan umat untuk mendirikan sebuah perusahaan percetakan, yakni “Hong Hua She”, yang bertugas mencetak buku sutra, buku etika moral dan buku-buku yang menasehati manusia kembali ke jalan yang benar.
Kualitas cetakannya sungguh bagus, kertasnya juga bagus, tulisannya juga besar, jilidnya juga bagus, didalamnya jarang ada aksara yang salah, mengundang pakar dan kaum terpelajar untuk memeriksa dan melakukan penyesuaian apabila diperlukan. Maka itu buku publikasi Hong Hua She merupakan buku bagus! Boleh dicetak ulang lagi. Berharap supaya lebih banyak lagi orang yang dapat membaca sutra Buddha, sehingga membangkitkan niat belajar Ajaran Buddha, memohon perputaran roda Dharma.
7. Mengundang Buddha berdiam di dunia
Selanjutnya adalah “Mengundang Buddha berdiam di dunia”, sampai pada butir ke-7 ini disebut sebagai tekad, sedangkan 3 butir selanjutnya adalah pelimpahan jasa. Jadi sebenarnya di dalam sepuluh tekad hanya ada 7 butir saja.
Bagaimana maksudnya mengundang Buddha berdiam di dunia? Tinggal di sebuah tempat untuk memberi ceramah Dharma, jangan berkelana. Ucapan ini diutarakan sebanyak dua kali oleh Guru Li kepada diriku, menasehatiku agar berdiam pada satu tempat tertentu, saya menjawab bahwa betapa inginnya saya berdiam pada satu tempat saja, namun tidak ada jodoh, jodoh yang begitu tipis.
Umat mengundangku memberi ceramah, begitu selesai menceramahkan satu judul sutra, segera angkat kaki, tidak ada orang yang bersedia membangun vihara untuk dipersembahkan padaku! Sedangkan apabila diri sendiri yang mendirikan vihara, lebih tidak memungkinkan lagi, akhirnya jalinan jodoh pun mengalami perubahan, memaksa dirimu harus angkat kaki, maka itu sepanjang hidupku adalah berkelana.
Hanya ada secuil pelipur lara, ketika melihat Buddha Sakyamuni juga sepanjang hidupNya berkelana, Buddha Sakyamuni tidak berdiam di satu tempat saja.
Di Tiongkok, sejak jaman dulu hingga sekarang, para guru sesepuh dan praktisi senior memiliki pahala, sehingga dapat berdiam di sebuah gunung untuk jangka waktu belasan, 20 tahun, atau bahkan seumur hidup tidak perlu turun gunung, ini adalah pahala besar!
Sedangkan kami tidak memiliki jodoh serupa ini, pahala besar juga harus orang berkemampuan besar yang datang mendukung. Jaman dahulu di Tiongkok, yang menjadi pendukung Buddha Dharma adalah kaisar, sekarang tidak ada lagi, tidak ada orang yang menjadi pendukung.
Meskipun seorang hartawan, tidak mengenal Buddha Dharma, hanya kadang kala mengundangmu datang menceramahkan satu judul sutra saja, memupuk sedikit berkah, dia sudah puas, dan tidak mengetahui akan pahala besar, dia tidak paham.
Maka itu dia hanya mengundang guru penceramah untuk memberi ceramah, namun tidak berdaya mengundang agar guru penceramah berdiam di tempat tersebut. Hal ini tidak mampu dilakukannya.
8. Selalu mengikuti pembelajaran Buddha Dharma
9. Menuruti kehendak para makhluk
10. Melimpahkan jasa secara menyeluruh
Tiga butir di atas adalah pelimpahan jasa. “Selalu mengikuti pembelajaran Buddha Dharma” adalah pelimpahan jasa pada KeBodhian, “Menuruti kehendak para makhluk” adalah pelimpahan jasa pada makhluk, “Melimpahkan jasa secara menyeluruh” adalah kembali pada jiwa sejati.
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 15 September 2011
Uraian Tekad Bodhisattva Samantabhadra butir ke-8.9 dan 10 dapat dibaca di :
http://kebahagiaandharma.blogspot.co.id/2015/12/tekad-ke-8910-bodhisattva-samantabhadra.html
http://kebahagiaandharma.blogspot.co.id/2015/12/tekad-ke-8910-bodhisattva-samantabhadra.html
我們有沒有把十大願王落實?第一願「禮敬諸佛」,我們心目當中對一切眾生有沒有真誠恭敬?這一切眾生當中包括山河大地、花草樹木。中國古聖先賢教導我們,《禮記.曲禮》第一句「毋不敬」。這種真誠的禮敬好不好,它是珍寶還是糟粕?現在有些人看到古人的東西,是糟粕,都應該丟掉。孝養父母是糟粕不要了,不孝父母好;尊師重道是糟粕,別重道,也別去尊師,都不要了。凡是古人的東西全是糟粕,都不要了,那眼前的災難可有得受了。古人給我們的東西是健康的,就像食品一樣,真正是健康的。現在這些食品說改變基因,讓你吃了身上會生很多病,你還偏偏喜歡它,健康食品丟掉,喜歡吃這些東西,吃到死不知道怎麼死的,冤枉!中國這個東西帶給你身心健康,帶給你家庭幸福,帶給社會安定,世界和平,你不要,那就沒法子。我這個人沒有知識,也沒有智慧,古聖先賢的東西學得不多,只學了一點皮毛。可是我識貨,我知道這是好東西。我很想學,年歲太大了,現在只有老實念佛求生淨土,除此之外,我是心有餘而力不足,這真話。希望這個世間有救世之人出現,怎樣才能救世?肯吃苦,肯守規矩,把古聖先賢的東西演說出來,演是真正做到,講清楚、講明白,教導天下人,這個世界就有救了。我們在湯池的經驗發現,人是很好教的。我們開辦之先,心裡面想到總要二、三年才能看到效果,沒有想到三、四個月效果卓著,我們大吃一驚!連所有的老師都感到非常驚訝,人怎麼是這麼好教的?就是沒人教!證明了古人所說的「人之初,性本善」,也證明了佛所說的「一切眾生本來是佛」,這一教就會了。
所以要「德遵普賢」,我們自己修養自己的道德,把普賢這十條做到,這是高水平的。普賢之德跟大乘菩薩之德有什麼不一樣?其實完全一樣,只是心量不一樣。你看普賢的心,你看名字上「普」,普是普遍,沒有侷限,菩薩的心量沒有普賢菩薩那麼大,他普到什麼程度?遍法界虛空界。用大乘佛法來說,沒有一個不是佛,《華嚴經》上講「情與無情,同圓種智」,這是普賢菩薩的心。普賢菩薩的心跟法性一樣大,跟虛空法界一樣大,無所不包,無所不容,所以他禮敬諸佛,那個諸佛是一切眾生。一切眾生裡面包括有情眾生,上至諸佛如來,下至地獄眾生,有情眾生;無情眾生包括樹木花草、山河大地,乃至太虛空,無所不包,這麼大的心量。普賢菩薩那一拜可不得了,跟我們凡夫不一樣。我看到一個光碟,上一次北方有個同修送了兩片給我,我看了,是附體。中日戰爭兩個將軍附體,中國一位將軍,日本一位將軍,求超度。告訴超度的人,你們迴向念他的名字要觀想,要想到他才管用。光念沒有想到沒有用,我上不去,你一定要想到我們才管用。這個信息好,現在多少我們都是依照這個文字念,沒有去想,那麼念是白念了。念到一定要想到,念到本師釋迦牟尼佛,你心裡真想釋迦牟尼佛,就會有感應,光口念沒想,不起感應。念觀音菩薩要想觀音菩薩,念到什麼就要想到什麼,才管用。普賢菩薩那一拜還得了!遍法界虛空界情與無情他統統想到了,這個功德多殊勝!禮敬諸佛不容易,遍法界虛空界一法都不漏。稱讚如來亦如是,都是那麼大的境界。我們真正依照那個修,從經開端到末後,你就成功了。開端的時候你是個大心凡夫,這部經學完之後,你成了妙覺如來,超普賢了。佛在經上告訴我們,菩薩不修普賢行,不能圓成佛道。普賢是等覺,超過是妙覺,就圓滿了。
這十願,我們能不能記住?能不能常常放在心上?要能記得住,要常常放在心上,要認真努力去做,隨時隨地去做。第一個是禮敬,第二個是稱讚。人起心動念有善有不善,善的稱讚他,鼓勵他;不善的不說,原諒他,不要放在心上,讓他慢慢覺得慚愧,自然就斷惡修善,改邪歸正,這就對了。一定要用自己的德行去感召他。
第三是供養,全心全力,隨分隨力,我有多大的能力,普遍供養。普賢菩薩的殊勝,就是沒有分別執著,平等供養,普遍供養,他心目當中一切眾生全是佛。供養任何一個人都是供佛,供養蚊蟲螞蟻也是供佛,那一點真誠恭敬他永遠不變。
「懺除業障」,過去現前煩惱習氣很重,有意無意造作許多業障,天天懺悔,念念懺悔。
十願前面這四條真修,後面才「隨喜功德」。隨喜功德非常重要,為什麼?把自己傲慢嫉妒這個煩惱降伏住。別人有好事情,不但不嫉妒,生歡喜心,讚歎他。如果自己有能力幫助他,還要幫助他、成就他,這是隨喜。那個人修多大功德,你隨喜的功德跟他一樣大,你就得到了。為什麼要嫉妒?為什麼要障礙?隨喜,不費心力功德就獲得了。如果障礙、嫉妒,造的這個業報非常重,他的好事影響的面多大,影響的時間多長,那就是你將來遭的惡報,你遭多大的惡報,受苦受難,你受的時間多久,跟這個是一樣的,所以不可以做。別的惡業沒有提出來,這個特別提出來,這用意很深,是一般人很容易造的。
下面再「請轉法輪,請佛住世」。請轉法輪是請講經,請誰?我們年輕的時候學《行願品》,就想到請誰?請人難,不如請自己,請自己學講經靠得住,請別人靠不住,求人不如求自己,逼著自己要發心。看到眾生苦,看到地獄苦,講經教學是大好事,為什麼不幹?要發心學釋迦牟尼佛,一生就幹這個行業,而且是個義務的行業,不收學費,什麼都不計較。學生當中有供養的可以接受,生活能夠維持夠了,多餘的要學印光法師,完全拿來做弘法利生。印光大師把四眾的供養辦了一個印刷廠,弘化社是他老人家辦的,印經跟善書,勸善的這些書他都印。印的品質非常之好,在近代能稱得上叫善本,印得好,紙張好,字也很大,裝訂都很好,裡頭很少錯字,請這些專家學者來校對。所以弘化社的本子,好本子!可以用來做翻印的底本。希望更多的人能夠讀到佛經,能夠發心學佛,請轉法輪。
接著「請佛住世」,這總共七條,這七條叫願,後面三條是迴向,十願裡頭願只有七條。請佛住世這意思是什麼?住在一個地方弘法,不能到處亂跑。這樁事情李老師跟我講過兩次,勸我住在一個地方,我說我非常想住在一個地方,沒有緣分,緣很薄。大家請你去講經,一部經講完了就得走路,沒有人在一個地方建一個道場來供養你,沒有!我們自己想建個道場都不行,到最後緣產生了變化,逼著你非走不可,所以一生流浪。有那麼一點點安慰的,就是看到釋迦牟尼佛一生流浪,釋迦牟尼佛居無定所。中國自古這些祖師大德有福報,能住在一個山頭十幾、二十年,甚至於一生不下山,大福報!我們沒有這個緣,大福報要有大力的人來護持。中國過去護持佛法的是帝王,現在沒有了,沒人護持。縱然有大富長者,不認識佛法,只是偶爾請你講一部經,修一點福,他就很滿意了,而不知道這大福報,他不曉得。所以他們有請法師講經,沒有辦法叫法師常住,這個他做不到。
後面迴向。「常隨佛學」是迴向菩提,「恆順眾生」是迴向眾生,「普皆迴向」是迴向實際,就是回歸自性。十願要真做到,不得了!普賢十願什麼人是當機?華嚴會上四十一位法身大士,他們當機的,所以行超普賢是說這些人,不是說我們,我們沒有辦法,我們做不到。四十一個位次,從圓教初住開始學這部經典,這部經典學完,他就到等覺,四十一個位次都超過,他到妙覺位,你說這個法門功德多大。