Berat Cinta Jatuh ke Alam Saha
(Bagian 4)
4. Menjauhi Nafsu Cinta, Menfokuskan Pikiran Pada Kesucian
Buddha Amitabha ketika menjalani pelatihan diri, membangkitkan tekad : “Ketika Saya menjadi Buddha, para makhluk di sepuluh penjuru, mendengar namaKu, menfokuskan pikiran melafal Amituofo, siang malam tak terputus. Praktisi ini pada saat menjelang ajalnya, Saya bersama para Bodhisattva dan makhluk suci lainnya, muncul di hadapannya, menjemputnya ke Alam Sukhavati, dalam waktu yang sangat singkat telah terlahir ke Alam Sukhavati, menjadi Bodhisattva yang tak mundur lagi yakni Bodhisattva Avaivartika. Bila semua tekadKu tak terwujud, Saya takkan mencapai KeBuddhaan”.
Lantas kenapa para praktisi tidak mampu menfokuskan pikiran melafal Amituofo? Ketahuilah bahwa hambatannya tak lain adalah “cinta”, kalau tidak menjauhi nafsu cinta maka mustahil bisa mencapai “dengan pikiran suci melafal Amituofo berkesinambungan”.
Master You-xi berkata : “Bila hati tidak mampu melepaskan hal-hal duniawi, ini dikarenakan oleh perasaan cinta; tidak mampu melepaskan pola pikir duniawi, juga dikarenakan oleh perasaan cinta. Selama di hati masih ada kemelekatan pada cinta, maka pikiran sulit difokuskan pada lafalan Amituofo; sampai saat menjelang ajal, andaikata karena dihalangi oleh perasaan cinta, sehingga tidak mampu menfokuskan pikiran melafal Amituofo, maka takkan bisa terlahir ke Tanah Suci Sukhavati”.
Jadi ini sudah cukup jelas, kita harus mengikis nafsu cinta di hati kita, kalau tidak mau diseret olehnya, sehingga memenjarakan diri sendiri di dalam samsara, hingga kalpa-kalpa yang tak terhitung juga tidak mampu keluar dan membebaskan diri.
Pertama-tama kita harus mengamati, apa saja yang kita cintai? Yang paling nyata terlihat adalah hubungan pria dan wanita. Selain suami istri, ada lagi ikatan kasih sayang antara ayahbunda dan anak-anaknya, persaudaraan, persahabatan dan lain sebagainya.
Kemudian berkembang pada mencintai ilmu pengetahuan, ketrampilan seni, karir, ketenaran dan keuntungan, dan lain sebagainya. Bahkan juga berkembang pada mencintai makanan, pakaian, rumah, harta benda, hiburan, mainan dan lain sebagainya. Baik kadar cinta itu berat maupun ringan juga termasuk perasaan cinta, juga merupakan hambatan bagi upaya terlahir ke Alam Sukhavati.
Setelah berhasil mencari keluar benda-benda yang membuat kita melekat, lalu amatilah bahaya apa yang ditimbulkan oleh karena melekat padanya, barulah hati kita mampu melepaskan ganjalan ini, barulah memiliki harapan untuk terlahir ke Tanah Suci Sukhavati.
Kesimpulannya begitu benda itu muncul maka hati anda langsung terpikat olehnya, walaupun cuma sehelai pakaian, hatimu juga dapat terpikat olehnya. Dengan mengamati tingkah laku sendiri maka sudah tahu. Ketika anda sedang mengenakan sehelai pakaian bagus, bukankah anda akan terus bercermin? Menoleh ke kanan menoleh ke kiri, bukankah ini sudah terlena olehnya? Ini menunjukkan rasa cinta anda padanya, yang juga merupakan klesa (kekotoran batin).
Atau juga ketika nonton siaran tv, bukankah perhatian kita langsung disita olehnya? Ketika melihat orang lain begitu kaya raya, bukankah perhatian kita juga ditujukan ke sana, tidak mampu keluar darinya? Yang paling nyata adalah ketika anda jatuh cinta pada seseorang, hati anda selalu melekat padanya, tidak ada lagi semangat untuk melatih kesucian, bukankah demikian rupanya?
Selagi hati ini jatuh ke dalam perangkap nafsu cinta, maka akan jauh dari Jalan Pembebasan, inilah yang merupakan rintangan dalam upaya terlahir ke Alam Sukhavati.
Lagi pula, nafsu cinta akan menanam banyak benih klesa (kekotoran batin) di hati, menimbulkan banyak sampah batin. Apa yang ada di dalam pikiran tidak terjalin dengan Tanah Suci Sukhavati, maka harapan untuk terlahir di sana akan kian kabur.
Perlu diketahui bahwa Alam Sukhavati merupakan Negeri yang suci, hanya karma suci yang dapat terjalin dengan tanah suci, barulah dapat berhasil terlahir ke sana.
Kita membangkitkan keyakinan hati pada Buddha Amitabha dan Alam Sukhavati, ini merupakan keyakinan yang suci; kita membangkitkan tekad terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, ini merupakan tekad yang suci; dengan keyakinan dan tekad yang suci melafal Amituofo, ini adalah pengamalan suci. Semua ini merupakan benih untuk terlahir ke Alam Sukhavati, maka itu disebut sebagai bekal karma suci.
Tapi, bila hati sendiri tidak mau kembali ke jalan yang benar, tiada hentinya menambah kemelekatan pada dunia ini, setiap hari menciptakan karma tumimbal lahir, bahkan sampai jatuh ke tiga alam rendah, maka ini sungguh celaka.
Maka itu setiap praktisi harus jelas akan hal ini, andaikata diri sendiri masih saja begitu mendambakan dunia ini, masih juga merasa bahwa ketrampilan melafal Amituofo yang dimiliki diri sendiri itu hebat, maka ini hanya bisa mengelabui diri sendiri. Kenyataannya anda melafal Amituofo adalah munafik penuh kepura-puraan, pada akhirnya juga tak berdaya terlahir ke Tanah Suci Sukhavati. Hal yang satu ini perlu ditekankan.
Kita memang tak serupa dengan insan suci, dalam waktu sekejab bisa berubah total, tapi paling tidak, harus punya niat untuk berubah, minimal, waktu sekarang sudah agak beda dengan yang dulu, yakni serius untuk memutuskan kemelekatan pada nafsu cinta, dengan demikian barulah memiliki harapan untuk keluar dari enam alam tumimbal lahir.
Master You-xi berkata : “Kalau cinta tidak berat maka takkan terlahir ke Alam Saha, kalau pikiran tidak terfokus maka takkan terlahir ke Alam Sukhavati”. Para praktisi yang serius belajar Ajaran Sukhavati, boleh menulis dua kalimat ini di dinding agar senantiasa mengingatnya, mengukirnya di dalam hati.
Setiap hari mengikis cinta duniawi lalu setiap hari menambah fokus ke Tanah Suci Sukhavati, dengan demikian hati yang mendambakan dunia saha itu kian hari kian ringan, dengan upaya berkesinambungan, akhirnya pasti berhasil mengikis habis nafsu cinta itu, takkan mendambakan dunia ini lagi; sebaliknya terhadap Alam Sukhavati, perhatian yang terfokus pada Alam Sukhavati kian hari kian terpusat, dengan ketekunan berkesinambungan, perlahan hati yang terfokus pada Alam Sukhavati takkan bergeser lagi, pada akhirnya dapat mencapai pikiran terfokus tak tergoyahkan.
Bila dapat mencapai kondisi batin sedemikian rupa, meskipun masih belum terlahir ke Alam Sukhavati, namun sudah terhitung sebagai penduduk Alam Sukhavati. Sampai saat menjelang ajal, pikiran benar pasti dapat dipertahankan dan takkan goyah, terlahir ke Alam Sukhavati dengan bebas tanpa rintangan. Ini juga menunjukkan bahwa bekal karma suci yang ditimbun sudah mencukupi.
Petikan Kelas Belajar Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas
Edisi 218
Laporan belajar dari Venerable Zi-liao
Tanggal 14 Mei 2016
Bertempat di HK Buddhist Education Foundation
Kode Artikel 02-042-0218
愛不重不生娑婆
(四)
(四)遠離貪愛,淨念一心
阿彌陀佛因地時發願說:「我作佛時,十方無央數世界諸天人民,聞我名號……益作諸善,一心繫念於我,雖止於一晝夜不絕,亦必生我剎。不得是願終不作佛。」《往生論》中也說:「心常作願,一心專念,畢竟往生安樂國土。」很明顯,往生的關鍵就在於「一心」。那麼,為什麼大多數人不能達到一心?要知道,它的障礙就是「愛」,如果沒有遠離貪愛,就不可能真正做到淨念相繼、一心繫念阿彌陀佛。
幽溪大師說:心裡對於世間的事物無法捨棄,就是因為愛;對於世間的想法不能捨棄,也是因為愛。心裡只要有愛執,淨念就無法專一;到了臨終,如果因為愛的障礙,有一念不能歸在一心念佛上,就不得往生。這裡講得非常清楚。我們必須把自己的心上的這個愛對治掉,否則必定會受它的牽制,把自己鎖在輪迴裡面,百千萬劫無有出期。
首先我們要仔細觀察,自己的心都愛執哪些事物?一般來說,最明顯的就是人與人之間的愛。像是夫妻、母子、兄弟、朋友等等。還有對於世間的學問、技藝、事業、名利等的愛著,以及貪愛各種的飲食、衣服、房產、錢財、娛樂、玩物等等,無論是依報、正報、輕物、重物,愛執的心是厚還是薄,總之統統都是愛,都是往生的障礙。
找出了自己所愛執的事物之後,就要看清楚貪戀它們的過患,這樣心裡才能放下它,才有希望往生極樂世界。具體來說,那些事物剛一出現,你的心就會陷在裡面,這就是下沉的狀態。哪怕只是一件衣服,當你愛著它的時候,你的心都是往下墜的。這方面看看自己的行為就會知道,當你擁有一件好衣服的時候,是不是會在鏡子前左看看、右看看,陶醉不已呢?這些行為就是愛的表現,就是煩惱。或者當你看電視的時候,自己的心是不是直接就黏在那上面了?看到別人有很多錢的時候,心裡是不是一直釘在那裡,拔不出來?最明顯的就是,當你愛上一個人的時候,無論是哪種愛,心都是黏黏糊糊的,找不到一點清淨的狀態,是不是?……總之,只要內心陷在貪愛當中,就遠離了出世間解脫道的內涵,就不會有清淨的修法。這些都是往生的障礙。
而且要看到,貪著這些事物會在心裡種下很多染污種子,會造下各種像垃圾一樣的雜染業。心上薰習的氣氛跟淨土完全不相應,這種狀況,往生的希望就很渺茫了。要知道,極樂世界是完全清淨的國土,只有清淨的業才能相應,才能成功往生。我們緣阿彌陀佛、極樂世界起信心,這是清淨的信心;我們發願往生到那裡,這是清淨的願;在信願的基礎上持念萬德洪名,是清淨的行。這些清淨的法都是往生淨土的因,所以叫做淨業資糧。但是,如果自己的心一直不肯改,不斷的加重對世間的貪愛,每天造下的都是一些轉生輪迴的業,甚至是墮入惡趣的黑業,那就很糟糕了。
所以,在這些方面每個人都要很清楚,如果自己的心明明對於世間法非常愛執,還認為自己念佛念得很好,那只是自己騙自己而已。實際上你念佛是假的,造業是真的,結果必然是沒辦法往生。在這些方面必須要警醒。如果你的心能夠有一點覺悟,能夠認識到愛執世間的危害性,就要像《了凡四訓》中所說:「從前種種,譬如昨日死,從後種種,譬如今日生。」也就是從此之後要洗心革面,痛改前非,雖然我們現在還是凡夫,做不到聖者、成就者那麼好,但是起碼要有一個跟過去不一樣的決斷,那就是要真正願意斷除心上的貪愛,這樣之後才會有出離的希望。
對此,幽溪大師在《淨土法語》裡講了一個非常好的方法。大師說:「『愛不重不生娑婆,念不一不生極樂。』此兩語,可謂刮翳眼之金鈚,治膏肓之聖藥。凡有志於求生極樂者,宜以此書之於屋壁,銘之於肌膚,時時莊誦,念念提撕。」意思就是,「愛不重不生娑婆,念不一不生極樂」,這兩句話就像除去無明眩翳的金針,救治生死絕症的靈藥一樣。凡是想往生極樂世界的人,都應該將這兩句話寫在牆壁上,刻在肌膚裡,時時誦持,念念不忘,銘記於心。
大師又說:「於娑婆之愛,日求其輕;極樂之念,日求其一。輕之又輕之以漸階乎無;一之又一之以漸鄰乎極。」也就是之後要每天都力求減輕對娑婆世界的貪愛,每天都力求使自己一心專注於極樂世界。這樣來讓貪愛娑婆的心減輕再減輕,以長期逐漸的努力,最終達到對娑婆世界完全沒有貪愛;相反的方面,讓緣念極樂的心專一再專一,以長期不懈的精進,逐漸專一繫念極樂淨土,最終徹底達到一心。
「果能如此,則此人雖未脫娑婆,不是娑婆之久客。雖未生極樂,已是極樂之嘉賓。臨終正念現前,往生極樂必矣。」誰能這樣做,那麼雖然他暫時留在娑婆世界,但是決定不會住很長時間;雖然還沒生到極樂淨土,但是已經是極樂世界的人了。到臨終的時候必定會正念現前,順利往生極樂世界。這也就說明他的往生資糧已經積聚到量了。
以上選摘自智圓法師《往生之路九》。
無量壽經科註第四回學習班 自了法師 (第二一八集)2016/5/14 香港佛陀教育協會 檔名:02-042-0218
Sumber : Mitra Sejati