Minggu, 04 Agustus 2013

Kata-kata perenungan Master Cheng Yen

Jika diri sendiri ingin bahagia, upayakan agar orang lain bahagia lebih dulu;Jika diri sendiri ingin berhasil, saksikan dulu keberhasilan orang lain.

Jika ingin terbebaskan dari kerisauan dan mendapatkan kenyamanan batin, kita mesti memiliki kemampuan untuk berpengertian dan bertoleransi.

Optimisme dan pesimisme adalah dua sisi dari sebuah mata uang, asal mau merubah niat pikiran, maka pesimisme bisa berubah menjadi optimisme.

Jika bersungguh hati, kebenaran berada di hadapan mata; jika tidak bersungguh hati, kebenaran sejati berada jauh di ujung langit.

Lapang hati dan toleransi adalah sumber dari kebahagiaan hidup.

Dengan hati maha welas asih mempraktikkan cinta kasih universal, dengan daya maha kebijaksanaan mengatasi segala kerisauan.

Dengan “kewelas asihan” sebagai titik awal, gunakan “rela bersumbangsih dengan suka cita” sebagai daya dorong untuk maju ke depan.

Dalam mempelajari ajaran Buddha, harus belajar untuk “memahami prinsip kebenaran, menggenggam kesempatan dalam hidup dan berbuat dalam tindakan nyata”.

Kewelas asihan harus dibangkitkan dari dalam sanubari, sedangkan menciptakan keberkahan harus melalui tindakan nyata.

Orang yang memiliki ilmu pengetahuan belum tentu memiliki kebijaksanaan, hanya orang yang memiliki kebijaksanaan saja yang mampu memberi manfaat kepada orang banyak.

Jika tidak tahu bahwa kehidupan adalah sebuah penderitaan, maka kebijaksanaan tidak akan bisa dibangkitkan.

Ketika bersumbangsih dengan cinta kasih harus dibarengi dengan rasa bersyukur, karena diri kita memiliki berkah dan kemampuan yang melebihi orang lain.

Jika memandang orang dengan mata batin yang jernih, tentu tidak akan berbenturan dengan orang lain

Maksud dari pelestarian batin adalah upaya membuat batin mampu menerima kenyataan dan mampu mengikhlaskannya.

Tujuan dari kegiatan mendaur ulang sumber daya alam, terletak pada upaya penggalakan dan pendidikan agar setiap orang tahu menghargai keberkahan.

Biar pun menghadapi berbagai hambatan dalam kehidupan, tetap harus melangkah maju, baru bisa semakin dekat ke tujuan.

Tak peduli berada pada profesi apa pun, hendaknya dapat menunaikan kewajiban dengan baik dan giat berusaha untuk mencapai kemajuan, dengan demikian baru bisa meraih kesuksesan di dalam karir.

Bertambahnya satu kebiasaan baik akan mengurangi satu kebiasaan buruk.

Sebuah kehidupan yang jernih dimulai dari bervegetarian dan taat pada sila.

Beranggapan bahwa diri sendiri adalah yang terbaik atau tidak sebaik orang lain, sama-sama merupakan sebuah rintangan di dalam batin; jika mampu melepaskan sikap kemelekatan terhadap segala hal, baru bisa membuat kondisi batin merasa nyaman dan bebas leluasa.

Hati penuh welas asih adalah hati Buddha; memiliki rasa cinta kasih, keuletan dan bersedia bersumbangsih bagi orang banyak adalah hati Bodhisattva dan juga adalah langkah di jalan Bodhisattva.

Tanpa adanya penderitaan, tentu tidak mampu memahami makna sejati dari kegembiraan, terpenting adalah bagaimana merubah penderitaan menjadi kegembiraan.

Kebijaksanaan membuat cinta kasih tetap murni dan tidak ternoda.

Daripada mengharapkan pemberkahan dari orang, lebih baik bersumbangsih untuk menciptakan berkah, dengan demikian akan memperoleh cinta kasih dan berkah yang berlebih.

Orang yang suka berdana akan mendapatkan balasan berupa keberkahan, orang yang tahu berpuas diri dan berpengertian akan mendapatkan kebijaksanaan.

Upayakan agar niat baik timbul setiap saat dan jiwa kebijaksanaan tumbuh setiap hari.

Dalam melakukan hal apa saja, hendaknya dilakukan dengan sungguh sungguh; Manfaatkanlah kehidupan ini untuk merealisasikan jiwa kebijaksanaan.

Bersamaan dengan saat menikmati keberkahan, hendaknya kita bisa menebarkan benih benih keberkahan, dengan demikian keberkahan akan datang terus menerus tanpa henti.


______________________________________________________