Selasa, 21 Januari 2014

Bangga Sebagai Umat Buddha



Keyakinan pada Ajaran Sang Buddha akan memberikan kebahagiaan di dalam kehidupan ini maupun kehidupan yang akan datang.

Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang seorang umat Buddha berada sendirian di masyarakat. Kesendirian ini dapat terjadi karena jumlah umat Buddha memang tidak terlalu banyak di Indonesia. Namun, jumlah sedikit atau bahkan satu-satunya umat Buddha dalam suatu lingkungan hendaknya tidak membuat seorang umat Buddha kecil hati atau malah rendah diri. Ia hendaknya justru tetap berusaha mempertahankan keyakinannya pada Ajaran Sang Buddha.

Upaya mempertahankan keyakinan walaupun sendirian atau satu-satunya umat Buddha dalam suatu lingkungan ini hendaknya bisa meniru atau meneladani kehidupan Sang Guru Agung, Sang Buddha Gotama. Ketika Beliau masih kecil, sekitar umur tujuh tahun, Beliau sudah mampu bermeditasi sehingga mencapai tingkat konsentrasi yang tinggi. Jelas kemampuan ini adalah kemampuan langka untuk anak seusia Beliau. Kiranya Beliau adalah satu-satunya anak yang mampu mencapai tingkat meditasi seperti itu. Bahkan mungkin sampai saat ini sekalipun. Luar biasa !

Selanjutnya, pada usia 29 tahun Beliau rela meninggalkan istana yang mewah dan keluarga bahagiaNya untuk bermeditasi di hutan belantara yang berbahaya. Tujuan kerelaan Beliau ini adalah untuk berjuang mencari jalan keluar agar umat manusia tidak lagi menderita ketika mereka harus mengalami usia tua, sakit dan mati. Beliau menginginkan semua umat manusia berbahagia, terbebas dari semua penderitaan. Sungguh mulia niat Beliau. Beliau menjadi satu-satunya orang yang berpikir demikian. Luar biasa !

Selama bertahun-tahun tinggal di tengah hutan belantara, Beliau bermeditasi dan berpuasa dengan sangat disiplin. Akibatnya, badan Beliau menjadi sangat kurus hingga seperti tulang berbalut kulit saja. Latihan meditasi yang sedemikian hebat tidak pernah dilakukan oleh pertapa lain sebelumnya. Hanya Beliau satu-satunya pertapa yang mampu melakukannya. Luar biasa !

Namun, karena puasa yang berlebihan ternyata tidak membawa hasil seperti yang diharapkan, maka Beliau mengubah cara puasaNya dengan menerima dana makan agar Beliau tetap mampu menjaga kesehatan untuk meningkatkan kesadaranNya kembali. Sikap menerima dana makan ini dianggap sebagai kelemahan dan kemunduran latihan puasaNya sehingga Beliau ditinggal oleh lima teman pertapaNya. Padahal kelima teman itu telah bertahun-tahun setia menemani Beliau. Tentu saja, setelah itu, Beliau menjadi satu-satunya orang yang berlatih meditasi tanpa teman yang membantunya. Luar biasa !

Selama sendirian bermeditasi, Beliau akhirnya menemukan cara untuk mengembangkan kesadaran pada segala gerak gerik pikiran, ucapan dan perbuatan. Beliau menemukan cara meditasi yang disebut dengan Vipassana Bhavana atau meditasi pandangan terang. Dengan cara meditasi seperti ini, Beliau akhirnya mencapai Nibbana atau kesucian sehingga Beliau tidak terlahirkan kembali. Apabila seseorang sudah tidak terlahirkan kembali, maka ia pasti tidak akan mengalami usia tua, sakit dan mati. Akhirnya, tujuan luhur inipun tercapai. Beliau telah menemukan dan mengajarkan satu-satunya cara bermeditasi yang dapat mengkondisikan seseorang terbebas dari ketamakan, kebencian serta kegelapan batin. Inilah sistem meditasi yang khas ditemukan oleh Sang Buddha. Sistem meditasi yang mampu membebaskan seseorang dari lingkaran kelahiran kembali, sakit, tua dan mati. Luar biasa !

Menyimak berbagai kelebihan Sang Guru yang luar biasa tersebut, kiranya dapatlah ditarik kesimpulan bahwa seseorang yang ingin mencapai suatu keberhasilan, ia hendaknya mampu mempertahankan berbagai nilai tertentu. Memang, sebagai akibat keteguhannya dalam mempertahankan nilai tersebut, seseorang mungkin akan dijauhi oleh lingkungannya. Ini adalah hal biasa dan jangan terlalu dipikirkan. Ia harus yakin akan kebenaran serta kebaikan nilai yang ia pertahankan selama ini. Dalam pengertian Dhamma, nilai hidup yang perlu dipertahankan walau mungkin beresiko ditinggalkan oleh siapapun juga yang berada di sekitarnya adalah niat untuk melaksanakan hidup sesuai dengan Dhamma atau Ajaran Sang Buddha. Pelaksanaan Ajaran Sang Buddha ini diwujudkan dengan mengembangkan lima latihan kemoralan atau Pancasila Buddhis. Kelima latihan kemoralan itu adalah latihan untuk tidak membunuh, tidak mencuri, tidak melanggar kesusilaan, tidak berbohong dan tidak mabuk-mabukan. Selain melaksanakan lima latihan kemoralan, ia hendaknya juga mengembangkan latihan konsentrasi dalam bermeditasi. Latihan kemoralan serta meditasi inilah yang perlu dipertahankan sampai kapanpun juga dengan segala resiko yang harus dihadapi.

Bertahan untuk selalu melaksanakan Pancasila Buddhis tentunya lebih mudah daripada berusaha keras selalu melaksanakan latihan konsentrasi atau bermeditasi. Pelaksanaan Pancasila Buddhis biasanya masih didukung oleh masyarakat tempat seseorang bertinggal. Pada umumnya, masyarakat juga tidak mudah menerima orang yang gemar melakukan pembu6.nuhan, pencurian, perjinahan, bohong maupun mabuk-mabukan. Bahkan, kadang undang-undang suatu negara pun melarang warganegaranya melakukan lima tindakan buruk ini.

Namun, tetap giat berusaha berlatih meditasi itulah yang agak sulit dilakukan. Apalagi jika ia tinggal dalam lingkungan yang jarang bermeditasi atau malah anti meditasi. Buktinya, meskipun umat Buddha telah mengetahui bahwa Pangeran Siddhattha atau Calon Sang Buddha telah bermeditasi sejak usia tujuh tahun, namun masih sangat banyak umat Buddha yang tidak berusaha menirunya bahkan mereka yang sudah berusia tujuh puluh tahun sekalipun. Padahal, Dhamma lebih mementingkan perubahan perilaku, ucapan maupun pikiran daripada sekedar rajin mengikuti upacara ritual kebaktian. Adapun perubahan perilaku, khususnya cara berpikir hanya bisa dicapai dengan melatih meditasi.

Melaksanakan kemoralan memang bagus namun masih belum lengkap. Kemoralan, walaupun tidak diajarkan Sang Buddha, seseorang masih bisa mendapatkannya dari tata tertib yang berlaku dalam masyarakat, maupun adat setempat. Dasar pelaksanaan kemoralan adalah upaya menjaga kedamaian dan ketenangan dalam hidup bermasyarakat. Namun, melatih meditasi dengan cara seperti yang telah diajarkan oleh Sang Buddha yaitu Vipassana Bhavana kiranya sangat perlu untuk dipelajari dan dilaksanakan secara rutin. Dengan melaksanakan latihan meditasi ini seseorang akan dapat mencapai kebebasan dari kelahiran kembali. Pelaksanaan yang paling sederhana dari latihan meditasi ini adalah dengan selalu bertanya dalam batin, ‘Saat ini saya sedang apa?’ Kemampuan seseorang untuk selalu menjawab dengan tepat pertanyaan ini menunjukkan bahwa ia telah mampu mengembangkan kesadaran pada setiap saat kehidupannya. Inilah tujuan latihan Vipassana Bhavana.

Apabila seseorang telah mampu berlatih meditasi Buddhis yang disebut dengan Vipassana Bhavanaini maka sesungguhnya ia baru layak merasa bangga sebagai seorang umat Buddha. Kebanggaan sebagai umat Buddha bukan timbul karena ia telah lama mengenal Dhamma ataupun rajin melaksanakan upacara ritual. Bukan itu. Kebanggaan sebagai umat Buddha baru layak dimiliki apabila ia telah mampu melaksanakan Ajaran Sang Buddha dan mampu mengubah perilakunya menjadi lebih baik. Ia yang semula penuh ketamakan, kebencian serta kegelapan batin, apabila setelah mengenal dan melaksanakan Ajaran Sang Buddha menjadi terbebas dari ketiga akan perbuatan itu maka pada tingkat seperti inilah ia layak berbangga.

Sebagai dasar agar seseorang mampu selalu bertanya, ‘Saat ini saya sedang apa?’ ia hendaknya mulai berlatih meditasi konsentrasi secara rutin. Lakukan meditasi konsentrasi setiap pagi bangun tidur dan malam menjelang tidur sekitar 15 sampai 30 menit setiap kali duduk. Carilah posisi duduk di lantai dengan bersila yang enak, tegak namun tetap santai. Letakkan kedua tangan di pangkuan. Telapak tangan kanan diletakkan di atas telapak tangan kiri dengan kedua ujung ibu jari dipertemukan. Pejamkan kedua mata dan pusatkan seluruh perhatian pada pengamatan saat nafas masuk dan keluar yang mengalir secara alamiah. Tanpa diatur maupun ditahan. Apabila pikiran memikirkan hal lain, maka segera pusatkan kembali pikiran pada obyek meditasi tersebut. Demikian seterusnya sampai waktu meditasi yang telah ditentukan selesai. Dengan rutin melatih meditasi konsentrasi seperti ini, maka pelaku meditasi akan mendapatkan banyak manfaat. Adapun sebagian manfaat yang dapat disebutkan di sini adalah:

1.Bila ia seorang pedagang yang selalu sibuk, meditasi menolong membebaskan dirinya dari ketegangan sehingga ia menjadi relaks kembali.

2.Kalau ia sering berada dalam kebingungan, meditasi akan menolong menenangkan diri dari kebingungan dan meditasi membantu mendapatkan ketenangan yang bersifat sementara maupun permanen.

3.Bila ia mempunyai banyak persoalan yang seolah-olah tidak putus-putusnya, meditasi dapat menolong menimbulkan ketabahan dan keberanian serta mengembangkan kekuatan untuk mengatasi persoalan tersebut.

4.Bila ia tergolong orang yang kurang mempunyai kepercayaan pada diri sendiri, meditasi dapat menolong mendapatkan kepercayaan terhadap diri sendiri yang sangat dibutuhkan. Memiliki kepercayaan terhadap diri sendiri adalah kunci rahasia kesuksesan.

5.Kalau ia mempunyai rasa ketakutan dan keraguan, meditasi dapat menolong mendapatkan pengertian yang benar terhadap keadaan yang menyebabkan ketakutan itu, dengan demikian, ia dapat mengatasi rasa takut tersebut.

6.Jika ia selalu merasa tidak puas terhadap segala sesuatu dalam kehidupan ini atau yang berada dalam lingkungannya, meditasi akan memberi perubahan dan perkembangan pola pikir sehingga menumbuhkan rasa puas dalam batin.

7.Jika ia ragu-ragu dan tidak tertarik terhadap agama, meditasi akan dapat menolong mengatasi keragu-raguan itu sehingga ia dapat melihat nilai-nilai praktis dalam bimbingan agama.

8.Jika pikiran kacau dan putus asa karena kurang mengerti sifat kehidupan dan keadaan dunia ini, maka meditasi akan dapat membimbing dan menambah pengertian bahwa pikiran kacau itu sebenarnya tidak ada gunanya.

9.Kalau ia seorang pelajar, meditasi dapat menolong menimbulkan dan menguatkan daya ingat sehingga apabila ia belajar akan lebih seksama dan berguna.

10.Kalau ia seorang kaya, meditasi dapat menolong untuk melihat sifat kekayaan dan mampu menggunakannya dengan sewajarnya, untuk kebahagiaan sendiri maupun kebahagiaan orang lain.

11.Jika ia seorang miskin, meditasi dapat menolong agar ia memiliki kepuasan dan ketenangan batin. Dengan demikian, ia akan terhindar dari keinginan untuk melampiaskan rasa iri hatinya kepada orang lain yang lebih mampu atau yang lebih berada daripadanya.

12.Kalau ia seorang pemuda yang kebingungan sehingga tidak mampu menentukan jalan hidup ini, meditasi dapat menolong untuk mendapatkan pengertian tentang kehidupan sehingga ia dapat menempuh salah satu jalan yang benar untuk mencapai tujuan hidupnya.

13.Kalau ia seorang yang telah lanjut usia dan merasa bosan terhadap kehidupan ini, meditasi akan menolong untuk mengerti secara mendalam mengenai hakekat kehidupan ini sehingga timbullah semangat hidup.

14.Kalau ia seorang pemarah, dengan bermeditasi ia dapat mengembangkan kekuatan kemauan untuk mengendalikan kemarahan, kebencian, rasa dendam dsb.

15.Kalau ia seorang yang bersifat iri hati, dengan meditasi ia akan menyadari bahaya yang timbul dari sifat iri hati itu.

16.Jika ia seorang yang selalu diperbudak oleh kemelekatan panca indria, meditasi dapat menolong mengatasi nafsu dan keinginan tersebut.

17.Kalau ia seorang yang selalu ketagihan minuman keras / sesuatu yang memabukkan, dengan bermeditasi ia dapat menyadari dan melihat cara mengatasi kebiasaan yang berbahaya itu. Kebiasaan yang memperbudak dan mengikatnya.

18.Kalau ia seorang yang pintar ataupun tidak, meditasi memberi kesempatan untuk mengenal diri sendiri dan mengembangkan pengetahuan yang sangat berguna bagi kesejahteraan sendiri, keluarga serta handai taulan.

19.Kalau ia dengan sungguh-sungguh melaksanakan latihan meditasi ini, maka semua nafsu emosi tidak mempunyai kesempatan untuk berkembang.

20.Kalau ia seorang yang bijaksana, meditasi akan membawanya menuju ke kesadaran yang lebih tinggi dan mencapai “Penerangan Sempurna”, ia akan melihat segala sesuatu menurut apa adanya (sewajarnya).

Sedemikian banyak manfaat berlatih meditasi secara rutin yang bisa disebutkan dalam kesempatan ini. Tentu saja masih jauh lebih banyak manfaat lain yang tidak dapat disebutkan di sini. Namun, dengan mengerti sedemikian banyak manfaat meditasi yang mungkin bisa diperolehnya, seseorang hendaknya makin bersemangat untuk selalu berlatih meditasi secara rutin walaupun mungkin lingkungan tidak mendukung. Manfaat meditasi yang layak dijadikan kebanggaan ini tidak dapat dijumpai atau ditemukan dalam buku, apalagi dapat dibeli di warung. Uang tidak dapat dipakai untuk memperolehnya. Seseorang hanya akan mendapatkan semua manfaat tersebut apabila ia mau melaksanakan latihan meditasi secara rutin. Ia akan menemukan semua manfaat meditasi dalam pikirannya sendiri.

Menyadari sedemikian besar manfaat meditasi yang telah diajarkan oleh Sang Buddha, para umat hendaknya berbangga dengan ‘kehebatan’ Sang Guru Agung. Beliaulah satu-satunya guru yang pada usia 7 tahun telah mencapai tingkat tinggi dalam meditasi. Beliau pula yang dalam usia 29 tahun rela meninggalkan keduniawian, istana dan keluarga, untuk berusaha menolong penderitaan semua mahluk. Beliau juga yang pada usia 35 tahun mencapai kesucian karena usahanya sendiri. Beliau pula yang menjadi guru terlama karena mengajar Dhamma selama 45 tahun tanpa memancing timbulnya permusuhan dari fihak manapun juga. Inilah berbagai faktor yang ada dalam diri Sang Guru yang layak menjadi kebanggaan setiap umat Buddha. Namun, umat Buddha hendaknya jangan hanya merasa puas dan berbangga atas sedemikian banyak kelebihan yang dimiliki oleh Sang Buddha. Umat Buddha hendaknya berusaha meniru dan melaksanakan Ajaran Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, umat Buddha akan memperoleh manfaat dan kebahagiaan dalam Buddha Dhamma. Umat Buddha yang mampu mengubah perilakunya menjadi lebih baik bahkan mencapai kesucian setelah melaksanakan Ajaran Sang Buddha, maka umat seperti inilah yang sesungguhnya layak berbangga.

Oleh karena itu, mulai sekarang juga jangan ada keraguan lagi dalam diri umat Buddha. Walaupun umat Buddha mungkin hanya satu-satunya dalam suatu kelompok masyarakat. Atau, ia satu-satunya umat Buddha dalam keluarga. Ia hendaknya menjadikan kesendirian ini sebagai pembangkit semangat seperti yang telah diteladankan oleh Sang Guru Agung dalam berbagai kisah di atas. Tunjukkanlah kepada lingkungan bahwa umat Buddha seperti sekuntum teratai yang mampu tumbuh indah dan bersih walaupun berasal dari lingkungan yang basah dan penuh lumpur. Laksanakanlah Ajaran Sang Buddha, khususnya berlatih meditasi dengan tekun serta penuh semangat sehingga umat Buddha dapat mencapai kebahagiaan dalam kehidupan ini, kebahagiaan dalam kehidupan-kehidupan mendatang dan bahkan kebahagiaan ketika ia berhasil mencapai kesucian yaitu Nibbana. Inilah kebanggaan yang layak dimiliki oleh seorang umat Buddha.

Semoga penjelasan ini akan membangkitkan kebanggaan positif umat Buddha karena ia telah mampu melaksanakan dan mendapatkan manfaat dari Buddha Dhamma.

Sesungguhnya orang yang yakin dan melaksanakan Ajaran Sang Buddha akan berbahagia dalam kehidupan ini maupun dalam kehidupan-kehidupan yang akan datang.

Semoga semuanya selalu berbahagia.
Sabbe satta bhavantu sukhitatta.

Transkrip: Umat Buddha Medan
Editor : B. Uttamo