Jumat, 17 Juli 2015

Penggolongan Dhamma

PENGGOLONGAN DHAMMA) JILID I

GIHI PATIPATTI (Praktik Umat Awam)

CATUKKA – KELOMPOK EMPAT

I. Empat macam Kammakilesa – perbuatan-perbuatan buruk:

Panatipata : menyebabkan kematian makhluk-makhluk hidup.

Adinnadana : mengambil barang-barang yang tidak diberikan oleh pemiliknya, berkelakuan seperti yang dilakukan oleh pencuri.

Kamesu-micchacara : kelakuan salah berkenaan dengan seks.

Musavada : ucapan tidak benar, berbohong.

Empat jenis perbuatan ini tidak pernah dipuji oleh para Samana.

D. III. 181.

II. Empat macam Apayamukkha – sebab-sebab yang membawa keruntuhan.

Seorang yang suka menggoda wanita.

Seorang pemabuk.

Seorang penjudi.

Bergaul dan menjadi kawan orang jahat.

Seseorang janganlah melakukan empat macam hal-hal buruk ini

A. IV 287.

III. Empat macam Ditthadhammikatthapayojana – hal-hal yang berguna pada saat sekarang.

Utthanasampada : rajin dan bersemangat di dalam bekerja mencari nafkah.

Arakkhasampada: penuh hati-hati, dengan kata lain, menjaga dengan hati-hati kekayaan apapun yang telah diperoleh dengan kerajinan dan semangat, tidak membiarkannya mudah hilang atau dicuri. Juga terus menjaga cara bekerja sehingga tidak mengalami kemunduran atau kemerosotan.

Kalyanamittata : memiliki teman-teman baik, dan tidak bergaul dengan orang-orang jahat.

Samajivita : menempuh cara hidup yang sesuai dengan penghasilan, tidak terlalu kikir dan juga tidak terlalu boros.

A. IV 285.




IV. Empat macam Samparayikattapayojana – hal-hal yang berguna di masa yang akan datang.

Saddhasampada : memiliki keyakinan, dengan kata lain, percaya pada hal-hal yang harus dipercayai, seperti mempercayai bahwa berbuat baik akan memberikan akibat baik, dan berbuat jahat akan memberikan akibat buruk.

Silasampada : memiliki sila, dengan kata lain, menjaga perbuatan-perbuatan secara jasmani dan secara ucapan dengan baik dan pantas, tanpa kesalahan.

Cagasampada : memiliki kemurahan hati, sehingga dapat memberikan kebahagiaan pada orang-orang lain.

Paññasampada : memiliki kebijaksanaan, karena itu mengetahui hal-hal seperti: apa yang buruk dan apa yang baik; apa yang benar dan apa yang salah; apa yang berguna dan apa yang tidak berguna.

A. IV. 288.




V. Empat macam teman palsu:

mereka yang mengajak berkawan untuk tujuan menipu.

mereka yang hanya manis di mulut saja.

mereka yang memuji-muji dan membujuk.

mereka yang mendorong seseorang untuk menuju ke jalan yang membawa pada kerugian dan kehancuran.

Empat macam orang-orang ini, bukanlah teman-teman sejati; mereka adalah teman-teman palsu, dan seseorang janganlah bergaul dengan mereka.

D. III. 186.

Mereka yang mengajak kawan untuk tujuan menipu mempunyai empat ciri:

Mereka hanya memikirkan tentang apa yang akan mereka peroleh dalam bersahabat dengan kita.

Mereka memberi sedikit dan berpikir bagaimana untuk memperoleh banyak.

Apabila mereka berada di dalam bahaya mereka akan melakukan hal-hal bagi kita (sehingga memperkokoh persahabatan dan saling melindungi).

Mereka bergaul dengan kita hanya karena mereka tahu bahwa pergaulan itu memberikan keuntungan pada mereka.

Mereka yang hanya manis di mulut saja mempunyai empat ciri:

Mereka selalu membicarakan hal-hal yang telah lampau dan tidak berguna.

Mereka cenderung membicarakan hal-hal yang belum terjadi.

Mereka membantu mengerjakan hal-hal yang tidak berguna.

Apabila diminta untuk membantu, mereka selalu mengatakan tidak dapat membantu (dengan bermacam-macam alasan untuk menghindari).

Mereka yang memuji-muji dan membujuk, mempunyai empat ciri:

Jika kita berbuat jahat, mereka akan setuju dan membenarkannya.

Jika kita berbuat baik, mereka akan setuju dan membenarkannya.

Di hadapan kita mereka akan memuji-muji kita.

Di belakang kita mereka akan mencela kita.

Mereka yang mendorong seseorang untuk menuju ke jalan yang membawa pada kerugian dan kehancuran, mempunyai empat ciri:
Mereka mengajak kita untuk minum-minuman yang memabukkan.

Mereka mengajak kita untuk berkeliaran di malam hari.

Mereka membuat kita melekat untuk mengejar kesenangan-kesenangan.

Mereka membuat kita menjadi seorang penjudi.

VI. Empat macam teman sejati:

Seorang teman yang mampu membantu di dalam berbagai cara.

Seorang teman yang mempunyai rasa simpatik baik di dalam suka maupun di dalam duka.

Seorang teman yang memperkenalkan kita pada hal-hal yang berguna.

Seorang teman yang memiliki perasaan bersahabat.

D. III. 187.

Empat macam orang-orang ini adalah teman-teman sejati, dan seseorang seharusnya bergaul dengan mereka:

Seorang teman yang mampu membantu di dalam berbagai cara, mempunyai empat ciri:

Ia melindungi seorang kawan yang lengah.

Ia melindungi harta kekayaan seorang kawan yang lengah.

Apabila ada bahaya, ia dapat memberikan perlindungan.

Apabila ada suatu pekerjaan yang akan dilakukan, ia membantu dengan menawarkan lebih banyak bantuan daripada yang diminta.

Seorang teman yang mempunyai rasa simpatik baik dalam suka maupun di dalam duka, mempunyai empat ciri:

Ia membuka hal-hal rahasia mengenai dirinya kepada kawannya.

Ia menjaga rahasia kawannya, tidak membiarkan mereka bocor.

Ia tidak meninggalkan kawannya pada saat mengalami banyak kesukaran.

Ia mungkin bahkan mengorbankan hidupnya demi kawannya.


Seorang teman yang memperkenalkan kita pada hal-hal yang berguna, mempunyai empat ciri:

Ia mencegah kita untuk berbuat jahat.

Ia menganjurkan kita untuk berbuat hal-hal yang baik

Ia memberitahukan kita tentang hal-hal yang belum pernah kita dengar sebelumnya.

Ia memberitahukan kita tentang metode untuk mencapai alam-alam kebahagiaan.


Seorang teman yang memiliki perasaan persahabatan, mempunyai empat ciri:

Ia ikut merasakan duka apabila kawannya menderita.

Ia ikut merasakan suka apabila kawannya berbahagia.

Ia menghadapi mereka yang mencela kawannya.

Ia membenarkan mereka yang memuji kawannya.


VII. Empat macam Sanghavatthu – sifat-sifat yang menjadikan suasana persahabatan :

Dana : memberi dan membagi barang-barang pada orang lain yang pantas untuk menerimanya.

Piyavaca : berdiskusi atau membicarakan hal-hal dengan ucapan yang menyenangkan dan halus.

Atthacariya : melakukan hal-hal yang berguna bagi orang lain.

Samanattata : memiliki ketenangan batin dan tanpa kesombongan.

Empat sifat-sifat mulia ini akan selalu menarik hati orang lain.

A. II. 32.


VIII. Empat macam Sukha bagi umat awam:

Sukha yang timbul karena memiliki kekayaan.

Sukha yang timbul karena mempergunakan kekayaan.

Sukha yang timbul karena tidak mempunyai hutang.

Sukha karena tidak melakukan pekerjaan yang tercela.



A. II. 69.

IX. Empat keinginan yang dimiliki orang di dunia dan yang dapat dicapai oleh mereka walaupun dengan kesukaran apabila mereka mau menempuh dengan jalan benar:

Semoga saya menjadi kaya dan semoga kekayaan terkumpul padaku dengan cara benar dan pantas.

Semoga saya beserta sanak keluarga dan kawan-kawan dapat mencapai kedudukan sosial yang tinggi.

Semoga saya selalu berhati-hati di dalam kehidupan ini, sehingga saya dapat berusia panjang.

Apabila kehidupan di dalam dunia ini telah berakhir, semoga saya dapat dilahirkan di alam bahagia.

A. II. 65.


X. Empat macam Dhamma yang menyebabkan seorang dapat mencapai keinginan-keinginan seperti disebutkan di atas :

Saddhasampada : dikaruniai dengan keyakinan.

Silasampada : dikaruniai dengan kelakuan bermoral.

Caga sampada : dikaruniai dengan kemurahan hati.

Paññasampada : dikaruniai dengan kebijaksanaan.


XI. Suatu keluarga kaya tidak dapat mempertahankan kekayaannya untuk waktu yang lama, karena empat hal:

Mereka tidak mencari dan menambah barang-barang yang telah hilang.

Mereka tidak memperbaiki barang-barang yang telah rusak.

Mereka tidak bersikap sederhana dalam mempergunakan kekayaannya.

Mereka memilih orang yang mempunyai sila buruk untuk membantu mengurus rumah tangga.

Siapapun juga yang ingin menjadikan keluarga mereka teguh dan kuat serta bersatu harus menghindari empat hal ini.

A. II. 240.


XII. Empat Dhamma bagi umat awam (kepala rumah tangga):

Sacca : memiliki kejujuran dan menepati janji kepada orang-orang.

Dama : mengetahui cara mengendalikan pikirannya sendiri.

Khanti : memiliki kesabaran di dalam menghadapi setiap kemalangan.

Caga : bermurah hati dan memberi sesuatu kepada orang-orang yang pantas dan sesuai untuk diberi.

S. I. 215.